Sunday, December 29, 2013


Hati bicara tanpa kata, menjawab tanpa suara, dan sering menyengat tanpa terlihat. Tapi ia terasa. Sebab, dari sanalah banyak tindakan dan perilaku kita mengambil kiblatnya. Dari sana amal-amal dan segala proses kehidupan kita menapakkan pijakannya berupa niat dan tekad. Maka Rasulullah menggambarkan, bahwa hati adalah raja. Jika ia berdenyut baik, maka baik pula seluruh raga yang berdetak dalam iramanya. Jika ia rusak, maka rusak pula semuanya.

Tak ada yang lebih jernih dari suara hati, ketika ia menegur kita tanpa suara. Teguran yang begitu halus, Tak ada yang lebih jujur dari hati nurani, saat ia menyadarkan kita tanpa kata-kata. Tak ada yang lebih tajam dari mata hati, ketika ia menghentak kita dari beragam kesalahan dan alpa. Begitu tipis, begitu mengiris.

(Salim A. Fillah)

Thursday, December 19, 2013

Siapa yang senang dengan amanah? Secara logika, siapa yang akan bahagia mendapat tugas baru? Jika bukan karena iman, jika bukan karena aqidah. Seperti kata umi, semua hal yang kita lakukan di dunia ini sejatinya beralasan sama, karena aqidah.

Biarlah orang-orang di luar sana ribut membicarakan masalah kepentingan, masalah jabatan, masalah posisi kekuasaan. Apapun itu. Kalau saya bisa, saya juga malas mendengarkan.
Karena sekali lagi siapa sih yang meminta amanah?
Amanah seolah memiliki 2 mata pisau, akan memuliakan atau malah akan menghinakan. Akan mengantarkan kita ke syurga atau malah menjadi pembuka jalan kita menuju neraka :(

Maka, bagi saya, amanah adalah hubungan saya dengan Allah. Pertanggungjawabannya nanti di hadapan Allah. Langsung di hadapan Sang Pemberi Amanah. Mata manusia hanya menjadi pengawas dunia saja. Ada Rabb Yang Maha melihat isi hati.

Maka, Semoga apapun amanah kita akan menjadi sebuah karya cinta kita untuk Allah. Menjadi amal-amal yang semoga mampu membawa kita ke syurga. Bukan amal amal pemberat dosa, bukan amalan amalan sia sia untuk dunia.

Monday, December 16, 2013

Pada suatu sore aku bermimpi. Sedang duduk duduk di kursi taman. Di sebuah tempat yang aku masih asing dengan bahasa percakapan orang orang di sekitarku.

Pada suatu sore aku bermimpi. Sedang berjalan jalan santai di jalanan yang muncul tiap kali menyalakan laptopku.

Sebuah tempat yang sama di mimpiku malam ini.

Semoga bukan sebuah angan angan panjang..

Saturday, December 14, 2013

Bookmark tahun ini

Pemira datang lagi. Agenda annual yang diperjuangkan habis-habisan. Bukan untuk posisi, semoga tujuannya tetap untuk kemaslahatan umat ini. Karena apapun hasilnya, sudah tertulis di laul mahfudz. Siapa yang akan memegang amanah tahun ini sudah digariskan. Maka pertolongan Allah lah yang kita tunggu, maka keberkahan dari Allah lah yang kita harapkan. Haaaa barakallah teman temaaan~

Pemira juga seperti bookmark di setiap tahun saya kuliah. Dan pemira ketiga sejak saya kuliah ini mengingatkan bahwa hampir setahun lagi saya selesai kuliaaah. Aaaaa dunia kampuuus :"

Masih banyak harus berbenah, banyak banyak sampai nanti datang pemira keempat :"

Sunday, November 24, 2013

Go green!

Lagu favorit nih sekarang :3
Lagu anak-anak yang kece:

Singers : Super seven
Title : Go green


Ayo kita maju, mari kita lakukan selalu
Jangan pantang nyerah, kita memang yang harus memulai
Demi masa depan agar negeri kita kan selalu
Jaga bumi ini kita harus bersihkan polusi

Tanami kebunmu dengan rumah atap tanaman yang baru
Bila habis mandi jangan lupa matikan keran airmu
Bumi cuma satu, di sinilah rumahku juga rumahmu
Ayo kawan-kawan kita menjaga ciptaan Tuhan
Ayo kita maju, mari kita lakukan selalu
Jangan pantang nyerah, kita memang yang harus memulai
Jangan buang sampah di sembarang tempat agar tetap bersih
Bawalah sendiri botol minuman untukmu dari rumah
Bumi cuma satu, di sinilah rumahku juga rumahmu
Ayo kawan-kawan kita menjaga ciptaan Tuhan
Go green!

.. setulus cinta untuk bumi tercinta
Satu hati untuk indonesia
Kawan-kawan jangan lelah mencoba
Jaga bumi ini tempat lahir kita
Go green, go green, teriakkan bersama
Biar seluruh dunia dengar suara kita
Tanami kebunmu dengan rumah atap tanaman yang baru
Bila habis mandi jangan lupa matikan keran airmu
Bumi cuma satu, di sinilah rumahku juga rumahmu
Ayo kawan-kawan kita menjaga ciptaan Tuhan
Kita menjaga ciptaan Tuhan
Kita memang yang harus memulai
Kita memang yang harus memulai
Kita menjaga ciptaan Tuhan

Saturday, November 23, 2013

Entah yang akan terjadi di masa depan. Siapalah yang tahu. Hanya yang Maha Menguasai Waktu saja yang memiliki pengetahuan tentangnya. Semata apa yang kami lakukan disini hanyalah sebagai wujud iman kami. Apa yang kami lakukan disini hanyalah amal yang sedikit demi sedikit kami kumpulkan untuk menebus syurga, jikalah boleh kami katakan itu mampu menebus mahalnya syurga. Namun pada hakikatnya, kami ribut-ribut di dunia ini hanya untuk meminta perhatian Allah. Agar rahmat Beliau turun, untuk kalangan bumi yang rendahan ini.

Semoga dikuatkan, semoga diluruskan. Hanya Allah pemberi kekuatan

Bukanlah kemenangan yang kita cari, tapi pertolongan Allah (Umi Masbihah, 2013)

Friday, November 1, 2013

Selamat Ulang Tahun Cinta

11:58

11:59

12:00

Selamat tinggal angka satu, selamat datang angka dua. Sudah dua puluuuuuh. Malas mendebat orang-orang, malah sibuk mengurus umur sendiri hahaha. Lebih jelas outputnya sih -__-
Aaaaaaa stres juga, selain karena besok banyak praktikum dan ujian, stres juga kalau tau umur diri sendiri. Alhamdulillaah. Banyak belajar selama 20 tahun, semoga ilmunya bermanfaat. Alhamdulillah banyak peristiwa-peristiwa heboh selama 20 tahun. Kyaaaaaa

*kemudian inget hisab*

.... *hening*

udah deh, saya mau belajar dulu -___-
semoga umur saya semakin bermanfaat dan bertambahnya umur ini menambah pula ketaqwaan saya sama Allah :''

Wednesday, October 30, 2013

Hujan pertama

28 Oktober 2013 hujan pertama di tahun ini yang jatuh ke tubuhku. Menuju hujan november

Monday, October 21, 2013

1:28

Setelah orang-orang mulai beralih ke tempat lain, saya masih setia di blogspot :3

Ya, tiba-tiba tadi sempat berpikir. Kenapa saya tiba-tiba Allah damparkan (?) di rumah 70 guru ini. Tentu saja untuk belajar, untuk apalagi. Iya, tapi belajar apa? Ternyata belajar banyak, banyak sekali. Walaupun di awal harus terseok-seok membagi waktu, bahkan pernah hilang dari jangkauan; tapi saya sadar, saya masih berproses. Jumpalitan di dalam, ribut-ribut di hati, wajah depresi, mungkin hanya sebagian hasil dari proses ini. Entahlah, jalan ini akan Allah selesaikan seperti apa, kapan, dan bagaimana. Sesungguhnya rumah 70 guru ini hanya perantara Allah untuk mengimplementasikan kurikulumNya spesial untuk saya. Dan yang jelas inilah jalan saya, dan itu tergantung saya akan melewatinya dengan cara apa.

Oya, saya harus beli buku latihan bahasa Jepang (reminder kok disini -.-). InsyaAllah mau ke Jepang, nanti. aamiin hehe

Friday, October 18, 2013

Jika suatu saat nanti kau jadi Ibu

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, ketahuilah bahwa telah lama umat menantikan ibu yang mampu melahirkan pahlawan seperti Khalid bin Walid. Agar kaulah yang mampu menjawab pertanyaan Anis Matta dalam Mencari Pahlawan Indonesia:
“Ataukah tak lagi ada wanita di negeri ini yang mampu melahirkan pahlawan?
Seperti wanita-wanita Arab yang tak lagi mampu melahirkan lelaki seperti Khalid bin Walid?”

***

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah seperti Asma’ binti Abu Bakar yang menjadi inspirasi dan mengobarkan motivasi anaknya untuk terus berjuang melawan kezaliman.
“Isy kariman au mut syahiidan! (Hiduplah mulia, atau mati syahid!),” kata Asma’ kepada Abdullah bin Zubair.
Maka Ibnu Zubair pun terus bertahan dari gempuran Hajjaj bin Yusuf as-Saqafi, ia kokoh mempertahankan keimanan dan kemuliaan tanpa mau tunduk kepada kezaliman. Hingga akhirnya Ibnu Zubair syahid. Namanya abadi dalam sejarah syuhada’ dan kata-kata Asma’ abadi hingga kini.

***

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah seperti Nuwair binti Malik yang berhasil menumbuhkan kepercayaan diri dan mengembangkan potensi anaknya. Saat itu sang anak masih remaja. Usianya baru 13 tahun. Ia datang membawa pedang yang panjangnya melebihi panjang tubuhnya, untuk ikut perang badar. Rasulullah tidak mengabulkan keinginan remaja itu. Ia kembali kepada ibunya dengan hati sedih. Namun sang ibu mampu meyakinkannya untuk bisa berbakti kepada Islam dan melayani Rasulullah dengan potensinya yang lain. Tak lama kemudian ia diterima Rasulullah karena kecerdasannya, kepandaiannya menulis dan menghafal Qur’an. Beberapa tahun berikutnya, ia terkenal sebagai sekretaris wahyu. Karena ibu, namanya akrab di telinga kita hingga kini: Zaid bin Tsabit.

***

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah seperti Shafiyyah binti Maimunah yang rela menggendong anaknya yang masih balita ke masjid untuk shalat Subuh berjamaah.
Keteladanan dan kesungguhan Shafiyyah mampu membentuk karakter anaknya untuk taat beribadah, gemar ke masjid dan mencintai ilmu. Kelak, ia tumbuh menjadi ulama hadits dan imam Madzhab. Ia tidak lain adalah Imam Ahmad.

***

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah ibu yang terus mendoakan anaknya. Seperti Ummu Habibah. Sejak anaknya kecil, ibu ini terus mendoakan anaknya. Ketika sang anak berusia 14 tahun dan berpamitan untuk merantau mencari ilmu, ia berdoa di depan anaknya:

“Ya Allah Tuhan yang menguasai seluruh alam! Anakku ini akan meninggalkan aku untuk berjalan jauh, menuju keridhaanMu. Aku rela melepaskannya untuk menuntut ilmu peninggalan Rasul-Mu. Oleh karena itu aku bermohon kepada-Mu ya Allah, permudahlah urusannya. Peliharalah keselamatannya,panjangkanlah umurnya agar aku dapat melihat sepulangnya nanti dengan dada yang penuh dengan ilmu yang berguna, amin!”.

Doa-doa itu tidak sia-sia. Muhammad bin Idris, nama anak itu, tumbuh menjadi ulama besar. Kita mungkin tak akrab dengan nama aslinya, tapi kita pasti mengenal nama besarnya: Imam Syafi’i.

***

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah ibu yang menyemangati anaknya untuk menggapai cita-cita. Seperti ibunya Abdurrahman. Sejak kecil ia menanamkan cita-cita ke dalam dada anaknya untuk menjadi imam masjidil haram, dan ia pula yang menyemangati anaknya untuk mencapai cita-cita itu.

“Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah menghafal Kitabullah, kamu adalah Imam Masjidil Haram…”, katanya memotivasi sang anak.

“Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah, kamu adalah imam masjidil haram…”, sang ibu tak bosan-bosannya mengingatkan.

Hingga akhirnya Abdurrahman benar-benar menjadi imam masjidil Haram dan ulama dunia yang disegani. Kita pasti sering mendengar murattalnya diputar di Indonesia, karena setelah menjadi ulama, anak itu terkenal dengan nama Abdurrahman As-Sudais.

***

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah orang yang pertama kali yakin bahwa anakmu pasti sukses. Dan kau menanamkan keyakinan yang sama pada anakmu. Seperti ibunya Zewail yang sejak anaknya kecil telah menuliskan “Kamar DR. Zewail” di pintu kamar anak itu. Ia menanamkan kesadaran sekaligus kepercayaan diri. Diikuti keterampilan mendidik dan membesarkan buah hati, jadilah Ahmad Zewail seorang doktor.  Bukan hanya doktor, bahkan doktor terkemuka di dunia. Dialah doktor Muslim penerima Nobel bidang Kimia tahun 1999.

Saturday, October 12, 2013

Di otakku saat ini

Akhir-akhir ini Vovo sering panas, begitu juga otak saya. Terlalu banyak hal terjadi dua bulan terakhir hingga saya terlalu shock dan hilang kendali. Ada hari ketika semua orang mencari saya, 'Yasmin kemana? Kok sering hilang?'. Saudaraku, aku disini. Kalian mungkin terlalu terbiasa dengan perizinanku sebulanan terakhir sehingga ketika aku sudah disinipun kalian masih menganggap Yasmin hilang.

Lalu perubahan pola hidup yang sangat drastis ketika mulai di asrama dengan 70 guru sekaligus. Kadang saya masih harus mengadaptasi diri, mental, dan jadwal saya. Mungkin awalnya lumayan sering kacau. Hingga seseorang bilang saya terlihat depresi disana -___-
Pun di kampus, perubahan jadwal kuliah yang drastis, dari 6 minggu kuliah direduksi menjadi 5 minggu.

Shock. Terlalu banyak perubahan yang harus saya hadapi akhir-akhir ini. Hidup saya rasanya tidak lagi naik turun alurnya, tapi terus naik. Tensi juga terus naik #eh

Quasi experimental.. *lanjut belajar*

Semangat ujian!

Allah yang Maha Tahu kemampuanmu nak..
Seperti apapun kejadian dan ujian yang harus kamu lewati, itu adalah cara Allah mentarbiyahmu.
Berat, ringan, akan selalu ada maksudnya. Harus membuatmu menangis berhari-hari, atau harus membuatmu sedikit depresi, saat itulah Allah sedang membuatmu menjadi muslim yang tangguh. Sehingga kamu mampu membela agama Allah ini dengan sebaik-baiknya kemampuanmu. Menjadi seorang mujahiddah itu wajib. Berusahalah nak, karena berusaha tak membuatmu rugi apapun.

Tetaplah berjalan di jalan ini, nikmati kurikulum Allah atas hidupmu
Tidak usah sok tahu, ada Allah Yang Maha Tahu

Wednesday, October 9, 2013

Tentang mereka, yang sekarang entah sudah menjadi siapa

Sejak mereka mengatakan mereka semakin dekat, maka pada saat itu pula aku merasa aku yang semakin menjauh. Mungkin iman ku lah yang sudah robek disana sini. Sehingga tidak mampu menyamai kalian yang sudah jauh di sana. Mungkin kalian bilang aku yang semakin pendiam, sebenarnya aku yang lebih malas bicara. Benar kata ustadz Salim, ketika pertemuan serasa menyakitkan mungkin iman kita yang sedang sakit. Dan tentu imanku lah yang lebih sering.

Sebutlah dalam statistik, aku adalah outlier diantara kalian. Mengejar kalian, mungkin ini yang mampu aku lakukan saat ini. Menjahit kembali iman yang compang-camping ini. Menyamai kalian, mungkin belum bisa. Semoga teman teman mampu lulus dari ujian kesabaran menghadapi saya.

Wednesday, September 25, 2013

Hari kabur

Hari ini saya menemukan inspirasi lagi. Beliau yang terus berkarya dan pengalaman hidupnya yang inspiring jaya. Salut!

Tuesday, July 23, 2013


Twenty years from now you will be more

disappointed by the things that you didn't do than

by the ones you did do. So throw off the bowlines.

Sail away from the safe harbor.

Catch the trade winds in your sails.

Explore. Dream. Discover

-- Mark Twain







Wednesday, July 3, 2013

Ada yang mengatur

Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu,
tidak ada yang dapat menghilangkannya, selain Dia

Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu
maka Dia Mahakuasa atas segala sesuatu

(Al An'am)

Kamu jungkir balik, kamu dibanting, atau kamu dilambungkan, semua Allah Tau dan Allah Yang Mau. Dan dari siapalagi kah keputusan terbaik datang?






Thursday, June 27, 2013

Sebelum memori manisku denganmu habis terkikis lobus-lobus otakku yang mengalami degenerasi, terkadang ingatanku itu harus kutuangkan dalam tulisan. Seperti pensieve. Aku takut tidak akan ada memori manis lagi antara kita. Karena hubungan kita sudah sangat jauh lebih renggang, hubungan kita sudah terlanjur tidak bisa kembali seperti dulu. Karena sudah terlalu banyak orang lain di antara kita.

Aku bersyukur, kau pernah menjadi sosok yang selalu aku rindukan. Yang selalu aku turuti, yang membuatku menangis tiap kau pergi, yang janjinya tetap kutunggu dan selalu aku percaya.

Hingga nanti aku punya cucu, mungkin hanya segelintir memori ini yang mampu aku bangga-banggakan di pikiranku. Pernah merasakan sosokmu, sebagai sosokmu. Aku tidak menuntut lebih, karena memang sudah tidak mungkin lagi aku meminta lebih darimu.

Sampai hari ini, kadang engkau masih menjadi alasanku untuk menangis, seperti dulu. Seperti Minggu-minggu sore saat kau bilang akan pergi. Dan sampai sampai hari ini, aku masih menunggu, jika kau berjanji untukku. Ya, ternyata aku masih seperti dulu. Aku tidak mengharapkan kau ada untukku, hanya sisi melankolis ini yang menuntunku selalu mencari-cari memori manis ketika kita adalah kita. Ketika sosokmu, ada dalam sosokmu. Ketika aku belum mampu menganalisis kenyataan dan merasakan pahitnya realita. Ketika aku terperangkap dalam tubuh kecilku.

Aku terlalu banyak omong, singkatnya aku rindu.

Wednesday, June 26, 2013


Bukan haroki, bukan gerakan, bukan golongan yang akan membawamu ke syurga. Tapi bagaimana haroki/gerakan/golongan yang kamu pilih itu mampu menjadi fasilitasmu untuk beramal dan mendekatkanmu dengan Tuhanmu


Sedang mengamati seorang kawan yang sedang bimbang akan berada disini atau menyeberang ke yang lain. Awalnya saya 'tidak rela', tapi memang itu adalah sebuah usaha. Bentuk usaha dari seseorang mencari dimana tempat sebenarnya beliau bisa nyaman beribadah dan mengabdikan hidupnya untuk Allah. Carilah, kemudian berpegang teguhlah, kata seseorang.



Thursday, June 20, 2013

Puk puk dari seorang teman hari ini, untuk sebuah takdir yang tertunda. Terasa dan terdengar tulus. Dan memang saya tahu tulusnya, seperti ketika takdir tertunda edisi sebelumnya. 'Tetep semangat ya walaupun belum dapet', saya yang santai saja masih berdamai dengan takdir, bukannya malah mendapat semangat tapi mendapatkan yang lain. Saya menyadari, bagaimana tulusnya beliau menyemangati saya (walaupun dengan nada datar zzz) tapi ketulusan itu terbaca jelas. Beliau bisa menempatkan dirinya jika berada di posisi saya, dan beliau berhasil sampaikan itu dengan penuh empati. Empati yang selama kuliah ini saya pelajari teorinya hingga berbusa, hari itu saya merasakan menjadi pasien yang mendapat empati dari seorang dokter.

Terima kasih teman sejawat, setahun ini sudah banyak belajar darimu. Tetap semangat juga untukmu, semoga dipertemukan lagi dengan ayahmu di surga Allah nanti :)




Akan selalu ada usaha, sebelum Allah tentukan hasilnya

Wednesday, June 19, 2013

Alloh adalah pengikat hati. Bukan aku, bukan kamu, bukan dengan ngobrol, bahkan bukan karena ikatan darah

Monday, June 17, 2013

Beliau sebut itu rumah cahaya. Semoga menjadi jawaban untuk para pencari cahaya. Dan semoga saya tidak akan pernah berhenti mencari cahaya. Karena akan selalu ada cahaya di atas cahaya.

Sunday, June 16, 2013

Time goes by

Barusan nemu foto saya jaman SD. Time goes by, everyone grows up with their own way. Jaman SD dulu mungkin yang suka jambak-jambakan, sekarang udah bisa hidup dari uang sendiri. Dengan tarbiyah dari Allah yang berbeda tiap-tiap orang. Dengan jalan hidup yang tentu saja berbeda pula dari masing-masing individu. 

Teringat waktu SD dulu, saat ada mahasiswa UGM yang mengadakan KKN di Kebumen. Saat itu dengan mantap saya bilang saya akan di UGM juga mbak, jurusan Pertanian. Karena backgorund Ayah yang  memang sarjana pertanian. Dan hari ini, saya sudah hidup di Jogja, di UGM. Time goes really fast.

Rindunya dengan teman-teman, dengan guru-guru SD. Masih teringat jelas, mungkin hingga saya tua nanti (Tentu saja, karena memori implisit secara normal akan tersimpan hingga tua), kelebatan-kelebatan scene hidup saya ketika SD. Pertama kali saya menggunakan kata 'mendramatisir', sebuah kosa kata yang saya dengar dari tante saya dan saya merasa hebat sekali saat itu waktu mengatakannya. Masih teringat wajah-wajah teman-teman SD saya, yang polos, yang galak, yang baik, yang cantik, yang pintar matematika, yang kaya artis India. I really wanna meet 'em. Apa kabar sekarang?

Foto ini diambil waktu seorang teman sekaligus saudara saya merayakan ulang tahunnya entaha yang keberapa. Eyang saya yang ini sudah meninggal. Semakin menyadarkan saya bahwa waktu itu berjalan. Konstan namun relatif.

Di ulang tahun saudara saya yang juga temen SD saya


*Teringat belum silaturahim lama sekali ke Guru SD

Saturday, June 1, 2013

Jodoh kita sudah tertulis di lauhul mahfuzh

Mau diambil lewat jalan halal ataukah haram, dapatnya yang itu juga

Yang beda, rasa berkahnya

Bukan tentang apa dan siapa, tapi bagaimana Allah memberikannya

Diulurkan lembut dan mesra atau dilempar penuh murka?

--Salim A. Fillah


Sunday, May 19, 2013

Prof



Entah tersirat hari ini, saya ingin jadi Profesor. Random, namun entah. Diagnosa saya, karena saya selama ini masih malas-malasan mengejar ilmu. Lalu, dalam dua hari ini berganti ganti profesor-profesor berbagi ilmunya di hadapan saya. It's madly inspiring
Layaknya Ibnus Sina dan Imam Syafi'i, seorang profesor di bayangan saya adalah seseorang yang punya banyaaak sekali pengetahuan. Dan inilah poin yang menginspirasi, bagaimana mereka bisa sehaus itu akan ilmu. Sekolah, sekolah, sekolah. Belajar, belajar, belajar. Saya akui, kedokteran itu menarik. Menarik sekali, karena pada hakikatnya kita memahami diri sendiri. Kata Abi, ini adalah salah satu ilmu untuk mengenal Allah melalui ciptaan Beliau. Semoga ini bisa menjadi salah satu amal terbaik saya yang akan saya pertanggungjawabkan nanti di hadapan Allah

Oya, tadi sore sudah saya patenkan secara tidak terpaksa, saya ingin jadi Profesor.
Sounds funny, even for my self, but you can call it 'my affirmation






yang ada di otak saya saat ini

Saya suka mendengar. Makanya saya suka ikut seminar. Saya suka mendengarkan orang bercerita. Lalu saya menebak-nebak, kira-kira dia orang yang seperti apa. Atau lewat tulisan, saya coba memahami orang dengan gaya penulisannya. Entah juga, gaya penulisan saya sudah mencerminkan saya atau belum. Tapi ini yang saya sebut kepo, saya ingin tahu isi otak orang lain. Dengan gyrus dan sulcus yang kurang lebih sama dengan milik saya, tapi dengan sambungan synapse dan neuron yang berbeda. Saya ingin tahu perbedaan itu.

Thursday, May 9, 2013

Akhwat Genit


Dicopy dari : Akhwat Genit


Akhawat; sebutan akrab untuk para wanita muslim. Akhawat secara bahasa arab artinya saudara perempuan. Namun sudah ma’lum (diketahui) bahwa ’saudara’ yang dimaksud disini adalah saudara seiman, sama-sama muslim. Hal ini bukan tak berdasar, karena nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

“Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain” (HR. Muslim, no. 2564).

Namun memang sebagian orang menggunakan istilah akhawat untuk makna yang lebih sempit. Ada yang menggunakan istilah akhawat khusus untuk para muslimah yang aktifis dakwah, yang bukan aktifis dakwah bukan akhawat. 

Ada juga menggunakan istilah akhawat khusus untuk para muslimah yang berjilbab lebar, yang berjilbab pendek bukan akhawat. Ada yang lebih parah lagi, istilah akhawat hanya diperuntukkan bagi muslimah yang satu ‘aliran’, yang beda aliran bukan akhawat. 

Tentu saya lebih setuju makna yang umum, bahwa setiap muslimah yang mentauhidkan Allah, adalah akhawat. Namun yang lebih dikenal banyak orang, akhawat adalah para muslimah aktifis dakwah yang biasanya berjilbab lebar. Dan makna ini yang kita pakai didalam tulisan ini.

Demi Allah. Sungguh anggunnya para muslimah dengan hijab syar’inya, melambai diterpa angin, memancarkan cahaya indah dari sebuah keimanan yang mantap. 

Ya, ke-istiqomah-an seorang muslimah untuk menjaga auratnya dengan jilbab yang syar’i adalah cermin keimanannya, setidaknya dalam hal berpakaian. Sungguh beruntung mereka yang telah menyadari bahwa Allah telah memerintahkan para muslimah untuk berhijab syar’i, dan sungguh tidak akan Allah memerintahkan sesuatu kepada hambanya kecuali itu adalah sebuah kebaikan.

Namun sayang sungguh sayang. Sebagian akhawat yang berhijab syar’i belum menyadari esensi dari hijab yang dipakainya, yaitu untuk menjaga dirinya dari fitnah syahwat. 

Sebagian dari mereka hanya mengganngap hijab syar’i hanya sekedar tuntutan berpakaian dari syari’at, atau ada pula yang hanya menganggapnya sebagai tuntutan mode, supaya terlihat anggun, terlihat cantik, keibuan, dll. Wa’iyyadzubillah. 

Akhirnya ditemukanlah tipe muslimah yang saya sebut akhawat genit, yaitu mereka (muslimah) yang sudah berhijab syar’i, jilbab lebar, namun tidak menjaga pergaulan dengan lawan jenisnya. 

Mereka tidak menjaga diri dari hal-hal yang dapat menimbulkan fitnah (kerusakan; bencana) yang ditimbulkan dari pergaulan laki-laki dan wanita yang melanggar batas-batas syariat. Padahal seharusnya merekalah (para akhawat) yang mendakwahkan bagaimana cara bergaul yang syar’i.

Mungkin saja para akhawat genit ini belum tahu tentang tuntunan Islam dalam bergaul dengan lawan jenis. Ketahuilah, memang Allah Ta’ala telah mewajibkan ummat muslim berbuat baik dalam segala hal. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat baik atas segala sesuatu” (HR. Muslim)

Dan memang benar bahwa Allah telah memerintahkan hamba-Nya mempererat persaudaraan, ukhuwah sesama muslim, bersikap santun, sopan dan berakhlak baik. 

Namun perlu diperhatikan, hal-hal baik tersebut akan berbeda hukum dan akibatnya jika diterapkan kepada lawan jenis. Berkata manis, santun, mendayu-dayu, itu baik. Namun bila diterapkan kepada lawan jenis, bisa berbahaya. 

Menanyakan kabar kepada seorang kawan, itu baik. Namun bila sang kawan itu lawan jenis, bisa berbahaya. Sering memberi nasehat-nasehat kepada seorang kawan, itu baik. Namun jika ia lawan jenis, bisa berbahaya. Senyum dan menyapa saat berpapasan dengan kawan, itu baik. Namun jika ia lawan jenis, bisa berbahaya. 

Karena Allah Ta’ala telah berfirman yang artinya:

“Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menundukkan pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya” (QS. An-Nur : 24)

Berbuat baik memang diperintahkan, namun Allah juga memerintahkan untuk menjaga pandangan dan pergaulan terhadap lawan jenis. Maka janganlah mencampurkan hal-hal baik dengan hal yang dilarang.

Ciri-ciri akhawat genit:

''Berpakaian yang mengundang pandangan''

Ia memakai jilbab, gamis, namun lilbab dan busana muslimah yang digunakanya dibuat sedemikian rupa agar menggoda pandangan para ikhwan. Warna yang mencolok, renda-renda, atau aksesoris lain yang membuat para pria jadi terpancing untuk memandang.

''Senang dilihat''

Akhawat genit, senang sekali bila banyak dilihat oleh para ikhwan. Maka ia pun sering tampil di depan umum, sering mencari-cari perhatian para ikhwan, sering membuat sensasi-sensasi yang memancing perhatian para ikhwan dan suka berjalan melewati jalan yang terdapat para ikhwan berkumpul.

''Kata-kata mesra yang ‘Islami’'

Seringkali para akhawat genit melontarkan ‘kata-kata mesra’ kepada para ikhwan. Tentu saja kata-kata mesra mereka berbeda dengan gayanya orang berpacaran, namun mereka menggunakan gaya bahasa ‘Islami’.

“Jazakalloh yach akhi”

“Kaifa haluka akhi, minta tausiah dunks…”

“Akh, antum bisa saja dech”

“Pak, jangan sampai telat makan lho, sesungguhnya Alloh menyukai hamba-Nya yang qowi”

“Akh, besok syuro jam 9, jangan mpe telat lhoo..”

''SMS tidak penting''

Biasanya para akhawat genit banyak beraksi lewat SMS. Karena aman, tidak ketahuan orang lain, bisa langsung dihapus. Ia sering SMS tidak penting, menanyakan kabar, mengecek shalat malam sang ikhwan, mengecek shaum sunnah, atau SMS hanya untuk mengatakan “Afwan…” atau “Jazakalloh”

''Banyak bercanda''

Akhawat genit banyak bercanda dengan para ikhwan. Mereka pun saling tertawa tanpa takut terkena fitnah hati. Betapa banyak fitnah hati, VMJ, yang hanya berawal dari sebuah canda-mencandai.

''Tidak khawatir berikhtilat''

Ada saat-saat dimana kita tidak bisa menghindari khalwat dan ikhtilat. Namun seharusnya saat berada pada kondisi tersebut seorang mu’min yang takut kepada Allah sepatutnya memiliki rasa khawatir berlama-lama di dalamnya. 

Bukan malah enjoy dan menikmatinya. Demikian si akhawat genit. Saat terjadi ihktilat akhawat genit tidak khawatir. Bukannya ingin cepat-cepat keluar dari kondisi tersebut, akhawat genit malah menikmatinya, berlama-lama, dan malah bercanda-ria dengan pada ikhwan laki-laki di sana.

''Berbicara dengan nada mendayu''

Maksudnya berbicara dengan intonasi kata yang bernada, mendayu, atau agak mendesah, atau dengan gaya agak kekanak-kanakan, atau dengan gaya manja, semua gaya bicara seperti ini dapat menimbulkan ‘bekas’ pada hati laki-laki yang mendengarnya. 

Dan ketahuilah wahai muslimah, hal ini dilarang oleh syariat. Allah Jalla Jalaluhu berfirman yang artinya:

“Maka janganlah kalian merendahkan suara dalam berbicara sehingga berkeinginan jeleklah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang ma‘ruf.” (Al Ahzab: 32)

Para ulama meng-qiyaskan ‘merendahkan suara’ untuk semua gaya bicara yang juga dapat menimbulkan penyakit hati pada lelaki yang mendengarnya.

Maka mari sama-sama kita perbaiki diri bukan hanya untuk akhawat TAPI juga untuk ikhwan. 

Kita tata lagi pergaulan kita dengan lawan jenis. Karena inilah yang telah diperintahkan oleh syariat. Dan tidaklah Allah memerintahkan sesuatu kepada hamba-Nya, kecuali itu kebaikan. Dan tidaklah Allah melarang sesuatu kepada hamba-Nya, kecuali itu keburukan. 

Dan sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam telah mewasiatkan kepada ummatnya bahwa fitnah (cobaan) terbesar bagi kaum laki-laki adalah cobaan syahwat, yaitu yang berasal dari wanita:

”Tidaklah ada fitnah sepeninggalanku yang lebih besar bahayanya bagi laki-laki selain fitnah wanita. Dan sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa bani Israil adalah disebabkan oleh wanita.” (HR. Muslim)

By:divisi_dakwah

#NtMS

Friday, May 3, 2013

Malam ini judulnya galau. Huahahaha. Soalnya saya rasis banget. Sebenernya bukan rasis sih, cuma biar familiar saya pake rasis aja. Jadi rasis kenapa, karena saya lagi kepingin ngomong sama orang yang ngerti pikiran saya aja. Lagi ngangenin orang yang nyambung sama saya aja. Mereka kayak Marina, Melati (Melati gak sedarah, tapi darah ketemu gede) yang kalo ngomong sama saya bisa kemana-mana. Dari youtube sampe sapi ekspor impor. Sebagai pemilik darah minoritas, rasanya seneng kalo ketemu orang sedarah (tuh kan rasis). Ekspektasi saya, dia bakal nyambung sama saya. Ini nih kemakan bujukan golongan darah.

Ya udah sih, ini postingan apa. Tugas saya banyak sebenernya, tapi maunya ngeblog. Gimana dong?

Wednesday, May 1, 2013

Lemahlah setiap jiwa yang ingin lemah
Mundurlah yang tidak kuat bertahan
Silahkan yang mengalami kefuturan

Sekiranya semua sepakat untuk berhenti mengusung kemuliaan ini,
aku akan tetap bertahan disini bersama Rabbku

Sampai kemenangan menjadi nyata,
atau syahid memuliakan diriku

(Sayyid Quthb)








Ayah, sedang apa?

Monday, April 29, 2013

Surat Cinta

Jika belajar adalah ibadah, maka berprestasi adalah bentuk syukur lebihmu (Yasmin, 2013)


Mimpi-mimpi yang kurajut sehelai demi sehelai
Semoga senantiasa hanya untukMu
Sehingga setiap peluh, setiap lelah
Mampu menjadi saksi syukurku di hadapanMu kelak

Sehingga setiap detik usaha kecilku ini
'Mampu' mencicil sebagian nikmat syurgaMu
Mampu memantaskan diriku atas rahmatMu Ya Rabb

Karena langkah kecilku ini
Hanya wujud rasa syukurku padaMu
Syukur seorang Yasmin atas umur,
atas ilmu,
atas kesempatan,
atas semua yang Allah beri bahkan tanpa hamba minta

Ingin sekali seperti Muhammad nabiku ya Rabb
Yang bersyukur lebih atas segala rahmatMu
Betapa malunya, betapa tidak sebandingnya
Namun inilah sedikit yang mampu seorang Yasmin sembahkan untukMu Allah
Tuhan Semesta Alam


Diriwayatkan Aisyah r.a, ia berkata :
Nabi saw mengerjakan sholat malam hingga bengkak kedua telapak kaki beliau,
lalu aku katakan kepada beliau, 'Mengapa engkau melakukan seperti ini, ya Rosulullah, padahal dosamu yang lalu maupun yang akan datang telah diampuni oleh Allah?'
Beliau menjawab,
'Apakah aku tidak boleh menjadi hamba Allah yang bersyukur lebih?'

(HR Bukhori VIII/449 dan Muslim 2819 dan 2820)

Friday, April 26, 2013

Jihad

Tadi malam, saat saya sedang galau-galaunya cari uang buat bayar pesawat. Lalu tadi pagi, muncul di twitter kakak itu yang kece badai. Seorang kakak yang menginspirasi sekali. Prestasinya luar biasa, berani bermimpi dan membuktikannya. Mengingatkan saya lagi, untuk bangun dan tidak akan mengerdilkan diri saya sendiri. 

Pun rezeki itu Allah yang punya, bumi ini Allah yang punya. Ranah kerja saya hanya ranah usaha. Hasilnya biar Allah saja yang tentukan. Ketika saya sudah berusaha dengan sebenar-benarnya, saat itulah saya pantas untuk menyerahkan diri saya kepada Beliau. Konsep jihad ini yang saya pegang. Jihad secara artian adalah bersungguh-sungguh. Bukan terbatas dalam konteks perang, namun berjihad dalam segala hal adalah perintah Allah. Segala hal.

'Belum berjihad namanya, kalau belum bersusah payah"

Sudah bersusah payahkah hari ini?




Thursday, April 18, 2013


Seneng rasanya melihat semua orang berproses. Berproses menjadi lebih dari diri yang sekarang. Berproses membangun aktualisasi diri. Menjadi pribadi terbaik. Menjadi saya yang terbaik, menjadi aku yang terbaik. Karena Allah meminta amalan terbaikmu Yasmin..

Tuesday, April 16, 2013

Sunday, April 14, 2013

Skripsimu untuk siapa?

Namanya dr. Zainal Muttaqin, seorang ahli fisiologi di fakultas saya. Dosen paruh baya, yang sejak first impression beliau saat itu, langsung tercapture di pikiran saya. Kuliah dengan beliau itu seru, apalagi beliau bisa berbagai macam bahasa. Perancis, Inggris, Indonesia, Arab. Lengkaplah sudah. Jadilah kadang-kadang beliau ucapkan kata dengan multi bahasa. Sering ayat Al Qur'an mengalun di dalam kelas dari lisan beliau. Dengan halus, dr. Zainal kaitkan materi hari itu dengan beberapa ayat Al Qur'an. Semuanya mengalir freely. Ini yang namanya dakwah secara terang-terangan ya, hehe.

Tadi sedikit cerita tentang beliau. Inilah main themenya. Dengan berbagai pertimbangan, saya dan dua teman saya memilih beliau sebagai pembimbing skripsi kami. Sore itu, kami jadwalkan untuk menanyakan kesedian beliau.

Sejak awal kami memang hanya akan bertanya apakah ada penelitian dari dosen-dosen, begitu pun pada beliau. Namun jawaban beliau sangat menohok, mencelos sampai ke punggung. Belaiu bertanya, 'memangnya kalian passionnya dimana?' Kami yang memang berkeliling mencari dosen dari departemen mana pun jelas-jelas tidak berpassion terhadap bidang tertentu. Passion kami hanya ayo bikin skripsi lalu lulus S. Ked. Sebatas itu. Secara halus (benar-benar halus) kami 'dimarahi'. Kenapa kami tidak tentukan dulu passion kami, lalu ajukan judul pada beliau. Sebenarnya mengajukan judul baru boleh pada tahun ketiga. Tapi terlepas dari aturan ini, tersirat beliau menasihati kami kami agar jangan meminta-minta penelitian pada dosen. Ajukanlah dari kami sendiri.

Lagi beliau bertanya, memangnya niat kami apa mengerjakan skripsi? Mencelos lagi. Rasanya ingin keluar saja dari ruangan atau menghilang begitu saja. Dan nasihat-nasihat mengalir dari lisan beliau secara haluuuus. Bukan dengan marah-marah atau keras. Kalau boleh saya bahasakan, nasihat dari beliau adalah semuanya seharusnya untuk Allah. Mengerjakan apapun, skripsi, tugas, kuliah, semuanya untuk Allah. Pun tak lupa, beliau selipkan nasihat agar kami senantiasa berawal dari Al Qur'an, bukan mengawali semua darii jurnal. 'Kalau kalian sedang mengerjakan skripsi, pastikan di kanan kalian ada Al Qur'an yang siap menjadi rujukan'. MasyaAllah. Beliau selalu mengatakan itu kepada siapapun yag ingin dibimbing oleh beliau. Selama ini, penelitian beliau pun memang berputar antara hubungan antara Al Qur'an dan science. Saraf-saraf manusia dengan Al Qur'an yang memang terbukti berhubungan, sudah beliau teliti.

Sore itu, kembali harus mengembalikan niat. Alhamdulillah kami belum memulai, niat ini masih diluruskan. Dan saya sadar, saya belum minta izin sama Allah untuk memulai membuat skripsi. Seharusnya sebelum mencari dosen pembimbing skripsi, mengkode Allah dulu untuk jadi Pembimbing. Dan bimbingan awal saya hari ini dari Allah adalah luruskan niat sebelum memulai.

Coming soon! Yasmin Noor Afifah, S. Ked







Wednesday, April 10, 2013

Saturday, April 6, 2013

Khalifah satu ini :")


Malam telah pekat, selimut-selimut semakin dirapatkan para pemiliknya untuk menambah lelap. Angin sahara menderu akrab ditelinga, dingin menusuk, kesunyian hadir sejak tadi. Dia mengendap-endap keluar dari petak rumah sederhana, menyusuri setiap lorong perkampungan Madinah. Jubah kumal bertambalan itu menemaninya pergi. Ditajamkannya pendengaran, adakah rakyatnya menyelami derita yang luput dari perhatian. Diawaskannya mata, terdapatkah rakyat alami duka akibat kepemimpinannya. Jika dia berlalu dan mendengar dengkuran halus pemilik rumah, senyuman menemaninya berpatroli.

Sendirian, dia memamah malam, langkahnya berjinjit khawatir mengganggu istirahat rakyat yang begitu dicintai. Dari setiap detik yang mengalir, selalu kecemasan yang membayang di wajah pemberaninya, jangan-jangan di rumah ini ada janda dengan anak-anak yang kelaparan, atau khawatir di rumah selanjutnya orang tua terkapar kesakitan tanpa sanak saudara, adakah di rumah itu yang sakit hati karena pajak terlalu tinggi. Sendirian dia menikmati paruh malam, menyulam harapan keadaan rakyat sentosa senantiasa, merajut do’a agar rakyat dibawah naungan perlindungannya dilingkupi pilinan kedamaian. 

Langkahnya terhenti, ketika beberapa wanita terdengar bersenandung, dari bilik sebuah rumah: Adakah jalan untuk minuman memabukkan, Dan aku akan meminumnya Atau adakah jalan, Kepada Nashr bin Hajjaj? Saat itu, dia berdiam lama, menghafal sebuah nama asing dalam hatinya, Nashr bin Hajjaj. Selanjutnya patrolinya dilanjutkan, hingga waktu fajar sebentar lagi menjemput. 

Pagi harinya, dia mencari tahu nama yang didapatinya tadi malam. Salah seorang pembantunya menghadapkan seorang laki-laki dari suku Sulaym, Nashr bin Hajjaj. Berdiri tegap sang pemuda. Dia memandangnya lekat. Pemuda yang menakjubkan, ketampanannya mempesona, rambutnya indah. Dia mengingat syair wanita semalam. Akhirnya sang pemuda diperintahkan untuk memotong rambut, ketika kembali, Nashr tampak lebih tampan, dia pun menyuruhnya mengenakan ikat kepala, kali ini pun Nashr terlihat lebih mempesona. Khawatir menimbulkan banyak fitnah dan kemudharatan di tempat berdiamnya selama ini, Dia pun mengamanahkan Nashr tugas mulia, menjadi anggota pasukan tentara dengan jaminan kehidupan yang lebih baik. Wajah Sang pemuda pun berbunga.

Siapakah dia, yang sangat khawatir terjadi kerusakan akhlak para wanita hingga memikirkan solusi terbaik dengan memindahkan Nashr? Tebak, siapa pemimpin yang begitu tulus mencintai rakyatnya dengan berjalan dari satu lorong ke lorong yang lain untuk mencari tahu adakah rakyatnya yang tidak dapat tidur nyenyak? Ya, saya sepakat denganmu sahabat, Dia adalah Umar Bin Khattab, khalifah kedua bergelar amirul mu’minin, pemimpin bagi orang-orang mu’min. Begitu Mahsyur.

Suatu periode dalam kepemimpinan Umar, terjadilah Tahun Abu. Masyarakat Arab, mengalami masa paceklik yang berat. Hujan tidak lagi turun. Pepohonan mengering, tidak terhitung hewan yang mati mengenaskan. Tanah tempat berpijak hampir menghitam seperti abu.

Putus asa mendera dimana-mana. Saat itu, Umar sang pemimpin menampilkan kepribadian yang sebenar-benar pemimpin. Keadaan rakyat diperhatikannya seksama. Tanggung jawabnya dijalankan sepenuh hati. Setiap hari diinstruksikan menyembelih onta-onta potong dan disebarkan pengumuman kepada seluruh rakyat. Berbondong-bondong ribuan rakyat datang untuk makan. Semakin pedih hatinya. Saat itu, kecemasan menjadi kian tebal. Dengan hati gentar, lidah kelunya berujar, “Ya Allah, jangan sampai umat Muhammad menemui kehancuran ditangan ini”.

Sejarah menorehkan kisah Umar yang mengharamkan daging, samin dan susu untuk perutnya, khawatir makanan untuk rakyatnya berkurang. Ia, si pemberani itu hanya menyantap minyak zaitun dengan sedikit roti. Akibatnya, perutnya terasa panas dan kepada pembantunya ia berkata “Kurangilah panas minyak itu dengan api”. Minyak pun dimasak, namun perutnya kian bertambah panas dan berbunyi nyaring. Jika sudah demikian, ditabuh perutnya dengan jemari seraya berkata, “Berkeronconglah sesukamu, dan kau akan tetap menjumpai minyak, hingga rakyatku bisa kenyang dan hidup dengan wajar”. 

Tahun abu pun berlalu. Daerah kekuasaan Islam bertambah luas, pendapatan negara semakin besar. Masyarakat semakin makmur. Apakah umar berhenti berpatroli? Masih dengan jubah kumal, umar didampingi pembantunya berkeliling merambahi rumah-rumah berpelita. Kehidupan keluarga umar, masih saja pas-pasan. Padahal para gubernur di beberapa daerah hidup dalam kemewahan. Para sahabat, mulai berkasak-kusuk, mereka mengusulkan untuk memberi tunjangan dan kenaikan gaji yang besar untuk Umar. Namun, para sahabat tidak berani menyampaikan usul ini langsung kepada umar. Lewat Hafsah putri Umar, yang juga janda Rasulullah, usul ini disampaikan. Sebelumnya mereka berpesan supaya tidak disebut nama-nama mereka yang mengusulkan.

“Siapa mereka yang mempunyai pikiran beracun itu, akan ku datangi mereka satu persatu dan menamparnya dengan tanganku ini,” berangnya kepada Hafsah. Selanjutnya tatapannya meredup, dipandanginya putri kesayangan itu, “Anakku, makanan apa yang menjadi santapan suamimu, Rasulullah?” Hafsah terdiam, pandangannya terpekur di lantai tanah. Ingatan hidup indah bersama sang purnama Madinah, tergambar. Terbata Hafsah menjawab, “Roti tawar yang keras, ayah. Roti yang harus terlebih dahulu dicelup ke dalam air, agar mudah ditelan”.

“Hafsah, pakaian apa yang paling mewah dari suamimu,” seraknya masih dengan nada kecewa. Hafsah semakin menunduk, pelupuk mata sudah tergenang. Terbayanglah tegap manusia sempurna, yang selalu berlaku baik kepada para istrinya. “Selembar jubah kemerahan, ayah, karena warnanya memudar. Itulah yang dibangga-banggakan untuk menerima tamu kehormatan”. Pada saat menjawab, kerongkongan Hafsah tersekat, menahan kesedihan.

“Apakah, Rasulullah membaringkan tubuh diatas tilam yang empuk?” pertanyaan ini langsung dipotong Hafsah “Tidakk!” pekiknya. “Beliau berbantal pelepah keras kurma, beralaskan selimut tua. Jika musim panas datang, selimut itu dilipatnya menjadi empat, supaya lebih nyaman ditiduri. Lalu kala musim dingin menjelang, dilipatnya menjadi dua, satu untuk alas dan bagian lainnya untuk penutup. Sebagian tubuh beliau selalu berada diatas tanah”. Saat itu meledaklah tangis Hafsah. 

Mendengar jawaban itu, Umar pun berkata, “Anakku! Aku, Abu Bakar dan Rasulullah adalah tiga musafir yang menuju cita-cita yang sama. Mengapakah jalan yang harus kutempuh berbeda? Musafir pertama dan kedua telah tiba dengan jalan yang seperti ini.” Selanjutnya Umar pun menambahkan “Rasulullah pernah berkata: Kita adalah kaum yang menangguhkan kesenangan untuk hari akhir. Perumpamaan hubunganku dengan dunia seperti orang yang berpergian pada musim panas. Ia berlindung sejenak dibawah pohon, kemudian berangkat meninggalkannya”.

Pada saat kematian menjelang lewat tikaman pisau Abu Lu’Lu’a, budak Mughira bin Syu’bah, ringan ia bertutur, “Alhamdulillah, bahwa aku tidak dibunuh oleh seorang muslim”. Mata yang jarang terlelap karena mengutamakan rakyatnya itu menutup untuk selama-lamanya. Umar pun syahid, dalam usia 60 tahun. Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raajiiun.


Jatuh cinta sama Umar <3

Friday, April 5, 2013

Selftalk

Saya merasa kehilangan gaya penulisan ale-ale dan gak jelas sekarang. Saya orangnya jadi agak serius. Diagnosis saya sih karena buku yang saya baca akhir-akhir ini bueraaat bener. Sampe saya harus bawa laptop di luar karena berat tas saya ampun ampunan (--"). Kesimpulannya, fix, harus baca buku lucu nih!

Monday, April 1, 2013

Rasanya baru hari ini saya kenal kalian. Habit kalian. Gimana kalian belajar. Gimana kalian bercanda, bahasan apa yang kalian suka omongin. HIngga kejujuran yang selama ini kalian simpan tentang saya. Dan sekarang saya pun tahu alasan-alasan atas apa yang saya prasangkakan sendiri selama ini.

#sore #hujan #jakal

Sunday, March 31, 2013

Al Qur'an itu tidak lain adalah peringatan
bagi seluruh alam.

Bagi siapa diantara kamu
yang menghendaki jalan yang lurus.

Dan kamu tidak dapat menghendaki menempuh jalan itu,

Kecuali apabila dikehendaki oleh Allah,
Tuhan seluruh alam

(At Takwir, 27-29)


MasyaAllah. Tadi sore dibacakan ayat ini dan hanya masyaAllah. Betapa beruntungnya saya yang masih mampu menikmati jalan ini. Merasakan cinta Allah yang masyaAllah bertubi-tubi datangnya. Walaupun saya masih terseok-seok membangun keimanan hati ini, masih harus pontang-panting memperbaiki diri, dan iman yang masih compang-camping disana sini. Sebuah syukur yang mendalam ketika Allah masih menguatkan saya untuk bertahan di jalan ini.

Dan saya mencoba komparasikan dengan Abu Jahal (asbabun nuzul turunnya At Takwir 28), yang bahkan jelas-jelas menolak menempuh jalan yang lurus ini. Sejatinya bukan Abu Jahal yang tidak ingin, tapi Allah. Allah yang bahkan tidak ngin menerima iman Abu Jahal.

Tidak heran, bagaimana Rosululloh sholat malam hingga bengkak-bengkak. Sebagai bentuk syukurku yang lebih pada Allah, kata beliau. Ternyata, salah satu nikmat terhebat itu adalah iman ini. Nikmat iman yang sangat sering sekali saya lupakan. Nikmat iman yang sungguh seharusnya mampu membuat saya bersyukur lebih-lebih, lebih dari ini. Jauh lebih dari ini.





Saturday, March 30, 2013

Saturday, March 23, 2013

Motherhood

'Didiklah anakmu bahkan sebelum dia ada dalam rahimmu'

Tentang jalanan. Keras. Kata orang hidup di jalanan itu keras. Tapi siapa yang sangka, menjadi anak rumahan sama kerasnya. Orang-orang biasa menyebut mereka 'anak kolong'.

Hari itu, seseorang bercerita di hadapan saya. Dulu, dia hidup dengan status sebagai anak kolong. Tinggal di perumahan, dengan orang tua berada, dengan pangkat yang masih menjadi nilai paling dipandang di mata masyarakat. Anak kolong mungkin hidup dalam gelimangan harta, tapi belum tentu bergelimang harta itulah yang dibutuhkan. Ada kasih sayang, ada perhatian. Bukan dari pembantu, tapi dari orang tua. Klise! Tapi itulah yang nyata-nyata terjadi di masyarakat. Dan seorang anak kolong ini  --yang bercerita di hadapan saya-- salah satu anak kolong yang mengalami itu.

Berbagai tekanan yang beliau hadapi, dipaksa masuk kedokteran. Padahal beliau menyadari bahwa beliau tidak mau dan merasa tidak mampu. Diberi uang jajan berlebihan. Ternyata, semua tekanan ini, menjerumuskan beliau ke dalam dunia gelap. Narkotika.

Hingga saat ini, beliau telah melakukan rehabilitasi sebanyak tujuh kali. Baru bisa berhenti dari mengkonsumsi obat-obatan. Fakta lain, ketika seseorang terjebak dalam kungkungan narkoba, maka satu pikiran yang ada ketika bangun tidur adalah 'dimana? darimana? bisa mendapatkan barang'. Hingga nantinya, kecenderungan pemakai adalah mencuri. Pun begitu dengan beliau. Hingga beliau dikucilkan masyarakat, dibenci orang tua. Sebuah keadaan dimana beliau tidak hanya sakit secara fisik, tapi juga psikologis.

Satu cerita, beliau sakaw. Tubuhnya meraung-raung meminta barang haram itu. Di depan orang tuanya sendiri, beliau kesakitan. Respon dari ayah beliau adalah 'mampus kamu! salah siapa!'. Tapi tidak dengan seorang ibu, 'ayo nak. cari obat. cari dimana?'. Hingga kemudian beliau bercerita bahwa ayah, ibu, dan beliau sendiri akhirnya mencari obat. Dan menyuntikkannya di hadapan orang tuanya. Orang tua mana yang tidak sakit melihat anaknya yang seorang pengguna narkoba menggunakan obat di hadapannya? di depan kedua matanya?

Dari diskusi itu, saya menyadari. Betapa, betapa pentingnya mendidik anak bahkan sebelum anak itu ada di dalam rahim. Yang kita dapatkan hari ini, adalah yang akan anak kita dapatkan besok. Bagaimana kita menempa diri sekarang, adalah sebuah gambaran bagaimana anak kita akan kita didik besok. Bagaimana kemudian kita mampu mengapresiasi hal-hal yang anak kita berhasil lakukan. Hal kecil misalnya nilai 8. Mungkin bagi kita itu biasa saja, tapi itu adalah sebuah prestasi. Menjadi masalah ketika kita marah jika anak kita mendapat nilai 5, namun biasa saja ketika mendapat nilai 8. Maka anak akan mencari perhatian dengan cara yang lain. Narkoba misalnya.

Abstrak awalnya. Pun di mata saya. Karena saya tidak melihat itu terjadi. Hanya di televisi. Dan saya cuma berpikir 'ah paling salah pergaulan'. Tapi ternyata, kita. Kita sendiri yang mungkin menjadi penyebab awal hancurnya anak kita. Na'udzubillah..

Jadi, parenting itu bukan untuk di-anti-in. Tapi untuk disiapkan :)

Wednesday, March 13, 2013

The jlebest

Udah lama nih nggak posting. Harusnya saya menghukum diri sendiri karena tidak meluangkan waktu buat nulis (┌_┐)
Senin pagi saat saya sibuk-sibuk pake jilbab buru-buru karena udah hampir telat (ini kebiasaan yang frustating), saya diajakin main sama temen kos.

Dia : Mbak, main yuk. Besok mbak yasmin pasti mau pergi kemana-mana ya?
Saya : Iya, aku kan sibuk hahaha ( ‾▽‾)
Dia : Sibuk apa nggak bisa bagi waktu?
Saya : ( •_•)  *hening*

#JlebMoment

Monday, March 4, 2013

jumper, learning to be brave

Bungee jumping, pernah dengar? Itu salah satu permainan kalau boleh saya bilang, atau semacam aktivitas dimana seserorang akan melompat dari ketinggian tertentu. Biasanya dilakukan di gedung tertentu, atau tebing, atau menara. Sang jumper akan dilengkapi dengan pengaman yang akan menahan tubuhnya ketika sudah menjatuhkan diri ke bawah.

 


Melihat video orang-orang yang melakukan bungee jumping, awalnya mereka akan ketakutan. Takut akan ketinggian lah, takut tali pengaman akan lepas, dan ketakutan-ketakutan lain. Bahkan harus maju mundur beberapa kali untuk memutuskan akan melompat sekarang atau tidak. Ketakutan-ketakutan itu wajar, saya pun sering seperti itu tidak hanya di Bungee jumping. Tapi ketika sudah jatuh ke bawah, rasanya? Wuuuuuus

Saya sering merasa seperti itu untuk melakukan sesuatu. Mau mulai harus takut-takut dulu. Mikir ini mikir itu. Tapi nyatanya ketika sudah dilakukan, semua akan mengalir. Itulah kenapa, ada sebuah nasihat. Jika akan melakukan sesuatu tapi bingung harus memulai dari mana? Mulai sekarang. Apapun. Apapun yang bisa dilakukan lebih dahulu. Bukan mengesampingkan strategi, tapi ada saat ketika kita benar-benar tidak tau harus berbuat apa.

Apa yang Anda lakukan ketika ada kesempatan tapi Anda belum siap? AMBIL!




PS :

Wednesday, February 27, 2013

Cahaya

Terlalu banyak cahaya di Jogja, langit jadi selalu gelap. Hukum cahaya yang alam buat sendiri. Jika di satu sisi cahaya terlalu terang, maka di sisi yang lain tidak ada pilihan lain selain menjadi gelap. Kecuali, dia mampu menciptakan cahaya dengan kekuatan yang sama atau lebih. Itu adalah hukum. Tidak akan ada dua orang menduduki peringkat yang sama kecuali dengan jumlah nilai yang sama.

Ketika SMA, guru fisika saya berpesan : 'Kalau sholat tahajud, lampunya dimatikan saja.'
Saya yang tidak menemukan alasan kenapa jadi bertanya-tanya. Beliau bilang : ketika kamu berada dalam ruang gelap, maka disanalah hati kamu akan menjadi cahaya. Beliau adalah orang yang logis dan penuh misteri. Sering beliau biarkan kami muridnya kelimpungan mencari jawaban dari filosofi-filosofi yang beliau nasihatkan untuk kami. Sampai hari ini, entah benar atau tidak, saya merasa menemukan alasannya. Ketika gelap, sholat cenderung akan lebih khusuk. Karena dalam gelap, hal-hal duniawi tidak terlihat. Terasa seakan memang di dalam ruang itu hanya ada saya dan Tuhan saja. Hanya saya dan Tuhan, 'berdialog' dengan hati saya yang menjadi cahayanya. Dan cahaya adalah pengarah jalannya.



Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi.
Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus,
yang di dalamnya ada pelita besar.

Pelita itu di dalam tabung kaca,
dan tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan,
yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi,
yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur
dan tidak pula di barat, 
yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, 
walaupun tidak disentuh api. 

Cahaya di atas cahaya, 
Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia Kehendaki, 
dan Allah Membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. 
Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu

(An-Nur : 35)


(gambar ada disini)

Sunday, February 17, 2013

ada pesan yang Allah selipkan

Hidup berjalan terus. Dari mulai saya awal pakai jilbab. Kelas dua SMP. Ketika sholat kadang-kadang doang, bahkan sambil main-main. Mulai rajin sholat dhuha waktu kelas III SMP, mungkin karena mau UAN deh. Tarbiyah Allah masih berlanjut hingga SMA. Mulai paham bagaimana berjilbab yang benar, mulai berkumpul dengan orang-orang sholeh hehe. Sedikit-sedikit mulai Allah pahamkan dan Allah kenalkan bagaimana cara hidup di jalan-Nya. Dengan ujian macem-macem, ini itu. Iya, setelah dapat ilmunya mas tidak diuji? Ketika dulu bilang : saya pingin jadi akhwat, kontroversial memang di kala itu. Dengan keababilan yang luar biasa, kami juga cari ribut disana sini.

Hingga hari ini, niat untuk menjadi lebih baik muncul. Lalu lagi-lagi Allah pahamkan, pelan-pelan. Kenapa saya harus berdakwah, kenapa saya harus hidup untuk menegakkan agama ini, kenapa saya tidak boleh kuliah dan hanya kuliah. Belum lama kok saya memahami itu. Kadang saya takut, ada statement sok baik, sok alim dan sok-sok yang lain. Lama-lama, mulai melawan juga. Kalau memang itu  sesuai perintah Allah, kenapa harus takut?

Lain tarbiyah Allah di tahun pertama, lain pula di tahun kedua. Pemikiran orang akan berbeda pada saat tahun pertama dibandingkan tahun kedua. Karena tadi, tarbiyah dari Allah selama ini yang mengubah kita pelan-pelan. Membawa pola pikir kita. Tahun pertama yang belajar bagaimana beramal di kampus,  tahun kedua mulai ada amanah dan adik. Adik yang harus dijaga dan dibangun. Adik yang  menjadi iron stock. Mengasahnya menjadi pedang terkuat dan mampu bertahan.


Seseorang berpesan, makanya jangan cepat mengeluh dan jangan menyia-nyiakan kesempatan. Karena di situlah, tarbiyah dari Allah untukmu.

Apa yang kamu lakukan jika ada kesempatan tapi kamu belum siap? Ambil!

http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQrr76oXtvYpvdOdKdrb6IooG7VqQoK51
pmRiHoYkyX8eFsFvvk


Perjalanan #1