Thursday, December 4, 2014

Membaca tulisan tulisan lalu terasa sekali secara psikologis saya berkembang hahahaha. Sejak alay hingga sekarang masih alay *eh. Sejak dulu nggak pernah nulis serius, sampe sekarang semua tulisan dipikir serius sekali sampe lupa makan. Kadang malu di beberapa bagian, tapi itu adalah bagian dari hidup. Sebuah perjalanan hidup yang  menunjukkan saya sudah sampai dimana, sedang seperti apa. Dan saya sangat menghargai itu. *kibas jilbab* *benerin kerah*

kangen nulis tengah malem ditemenin suara penyiar radio. Di depan kamar, hembusan angin dingin, dan chimpus yang selalu pacaran sama kucing sebelah rumah atau ribut ribut malam hari di kamar lain :s

Well, sampai hari ini buanyak hal terjadi. Dulu yang jadi anak kedokteran unyu unyu, ngafalin anatomi tanpa sebab, eh sekarang udah bikin skripsi. Udah mau coass aja sayanya. Makin ke sini makin banyak orang yang dikenal dan makin bervariasi. Ada yang nyambung, ada yang kalo ngomong ga nyambung tapi tep lanjut ngobrol, ada yang ga nyambung sama sekali. Macem macem.

Hoammm. Saatnya tidur setelah semaleman ngurusin data dan nyari p value yang never ending. Good night readers :3

*back to random writing*

Wednesday, December 3, 2014

Harga Diri

Ada satu nilai dalam diriku yang Tuhan berikan atas raga, hati, dan jiwaku. Nilai itu adalah harga diri. Sayangnya, Tuhan tidak pernah memberi tahu berapa hargaku sekarang. Tuhan Menjaga rahasia ini baik baik dariku dan darimu. Hingga nanti tiba saatnya aku dan kamu tahu, oh ternyata sekianlah harga ku di hadapan Tuhanku.

Maka, maafkan atas segala sikapku. Sejujurnya, aku hanya sedang mencoba menjaga harga diriku di hadapan Tuhan.

Sunday, November 30, 2014

Aku manusia. Kamu juga manusia. Mereka pun manusia. Kita berada di bawah kingdom yang sama, bahkan spesies yang sama. Tapi Tuhan biarkan kita tak mampu mengetahui jalan pikiran masing-masing kepala. Kecuali dengan satu cara. Bicara.

Bicaralah dengan raga, bicaralah dengan aksara, atau bicaralah dengan lisanmu. Apapun, bicaralah. Biarkan orang lain mengerti, biarkan aku memahami, biarkan mereka mengetahui. Karena terkadang prasangka justru menjadi bumerang untuk diri kita sendiri.

Ditulis olehku, untuk yasmin yang lebih suka berdiam dan menyimpan

Tuesday, November 25, 2014

Roof top. Tempatku memandang langit, tempatku menikmati senja, tempatku berbicara dengan diriku, tempatku merasakan dinginnya tetesan hujan, tempatku mengagumi bintang, tempatku terpukau oleh bulan.

Hari ini kunyatakan, aku ingin punya rooftop di rumah kami. Sebuah rumah dengan satu lantai di bawah, dan sebuah rooftop di lantai dua. Rooftop tempatku menceritakan tentang langit, tentang burung, tentang atmosfer, tentang awan, tentang senja, tentang bulan, tentang apapun, pada gadis kecil yang kelak memanggilku Mama. Rooftop tempat kami menanti datangnya pelangi selepas gerimis. Rooftop tempat kami mengagumi setiap jengkal bumi yang menghampar luas di luar pagar. Rooftop yang mungkin  kelak menjadi ruang rapat kami, ruang kami bercengkerama, ruang celoteh mereka, ruang kami bercerita apapun.

Seperti itulah, rooftop.

Sunday, November 23, 2014

Aku kira pergi adalah jalan keluarnya
Aku kira hilang adalah pintu keluar dari semua labirin ini
Seperti air hujan, ia jatuh, meresap, kemudian taraaa
Ia hilang dan hanya menyisakan tanah basah di permukaan
Atau seperti pelangi, ia datang dengan memilah milih gerimis mana yang ia suka, kemudian ia pergi tanpa disadari

Namun ternyata sesulit ini
aku semakin sangsi mampu keluar dari tempat ini
Labirin yang kubuat sendiri
Kepercayaan diriku perlahan meluntur
Kepercayaan diri atas pertanggungjawaban untuk kembali
Yang dulu aku pastikan suatu saat kan kutemukan jalan pulang

Nyatanya aku tersesat

Tuesday, November 4, 2014

Hatiku menginginkan hujan turun hari ini. Namun langit berkata lain. Biru dan putih adalah warna yang Tuan Langit pilih. Warna hitam dan gelap yang aku tawarkan tak digubrisnya. Sejak umurku 21, tubuh ini belum tersentuh air hujan satu tetespun. Aku tau, hujan itu karunia. Tapi ini hanya cerita, bukan keluhan.

***

Di balik jendela yang kacanya seluas ini, ada setetes air sisa air conditioner yang mengharapkan Pemilik langit menurunkan sebagian airnya hari ini. Berharap dengan datangnya hujan, maka tubuhnya akan ikut mengalir ke laut. Berkumpul bersama sesamanya, dari sungai, sisa air minum, bahkan dari tetesan embun pagi hari. Ia akan menghilang bersama gelapnya langit, membisu di antara gemericik hujan.

Aku berlepas atas semua pikiran orang sekitar yang tak dapat kukendalikan. Aku hanya berusaha baik baik atas hidupku. Kadang terpeleset pada hal yang sama bahkan berulang tiap tahunnya. Atau mendengar ucapan di sana sini, bukan prioritasku hari ini.

Tentang wanita

"Pilihan katanya bijak sekali. Sikapnya menyenangkan bagi siapa memandang. Seorang wanita pekerja keras nan baik hati. Wanita ini, pesonanya kuat sekali."

Sunday, October 26, 2014

Seseorang telah pergi hari ini

Malam itu, seorang Putri berjalan di tepian jalan. Mencari jalan pulang, ke bulan katanya. Sembari mengulum senyum, di bawah terangnya bulan ia melangkahkan kakinya setapak demi setapak. Wajahnya tak menampakkan kegundahan dan keresahan, sama sekali. Namun di dalam hatinya aku tau, ia berkecamuk, frustrasi, marah, kecewa, dan lelah.

Kutatapi gaun jingganya yang menjuntai. Bergoyang goyang diterpa angin, cantik sekali. Nampak langkahnya kian menjauh, melewati horizon, menginjak lapisan demi lapisan langit. Menuju tempat yang selalu ia dengung dengungkan dalam pikirnya, bulan. Mana bisa aku menahannya, keputusannya sudah bulat. Bukan, bukan di bumi ia ingin tinggal. Maka kubiarkan saja ia melangkah menjauh meski gontai. Aku mengerti ada keengganan dalam sebagian hatinya untuk pergi. Namun toh akhirnya dia melakukannya juga. Meninggalkanku hidup sendiri di bumi.

Mungkin besok tak akan pernah kulihat lagi dirinya, senyumnya dalam balutan gaun jingga menjuntai. Karena malam ini ia telah pergi menapaki lapisan lapisan langit. Semakin jauh, tanpa kusadari. Ia ibarat balon udara yang kulepas ikatannya, dan terbang jauh, menjauh ke langit, kemudian hilang dan aku tak pernah melihatnya lagi sepanjang hidupku. Mungkin aku akan menemukan balon dengan warna yang sama, namun percayalah. Itu bukan balon yang  kulepaskan hari itu ke langit.

Begitu pula ia. Mungkin akan ada orang lain bergaun jingga menjuntai yang akan aku temui. Namun aku yakin, itu bukan dia. Aku hanya mampu memandangnya jauh. Menyepuh rindu mengharap waktu mengizinkanku untuk bertemu.

Begitulah, seorang Putri pulang hari ini. Membuatku sendirian di bumi.

Sunday, October 12, 2014

Pintaku di akhir minggu

Aku selalu bilang aku akan kembali ke bulan
Karena energiku sudah habis
Pun sekedar untuk bernafas di bumi
Atmosfer bumi sudah tidak mampu lagi memberiku oksigen
Walaupun aku tak pernah tau, sejak kapan aku mulai menghirup oksigen

Bumi terlalu berbeda, Tuhan
Aku takut
Aku takut aku akan mati pelan pelan disini

Tuhan, bawa aku kembali ke bulan

Tuesday, August 12, 2014

Pimnas #1

Setahun lalu, tepatnya bulan agustus, sebuah berita yang mungkin tidak saya tunggu datang. Dari seorang teman, 'mbak yasmiin cieee ke lombok..'
Saya ingat sekali, hari itu pembuluh darah di ekstremitas saya mengkerut, menurunkan aliran darah yang mulanya lancar-lancar saja, dan akhirnya berujung pada tangan saya dingin. Dengan tambahan gemetar, saya membuka sebuah data pdf dari website direktorat pendidikan.
Saya, iya saya (kamu, iya kamu eh) masuk pimnas. Kami berlima, akan berangkat ke lombok. Yang awalnya kami cuma mengikuti monev eksternal dengan prinsip gek ndang, gek uwes (cepat dilakukan, cepat selesai). Kami melakukan yang terbaik tentu saja, tapi itu ya sebisa kami. Semampu kami dengan berbagai keterbatasan kami.

Judul pkm kami adalah Laktasuit: kostum laktasi untuk ibu aktif. Sebuah baju menyusui yang lalalalala *baca sendiri di google ya :p
Ya, itu the one and only pkm yang kami ajukan tahun lalu dan lolos PIMNAS 26 di Universitas Mataram.

Sejak pengumuman itu, UGM mulai mendrill kami mulai dari kemampuan bicara, kemampuan presentasi, kemampuan menjawab pertanyaan, kemampuan menawarkan produk, dan kemampuan ngeles :D

Hari pertama pelatihan, presentasi di cacah habis. Belum layak untuk pimnaslah, masih membaca lah, tidak meyakinkanlah. Walaupun di awal sudah diberitahu, bahwa beliau para dosen akan segalak mungkin melebihi reviewer DIKTI nanti, tetap saja sakitnya tuh disini *nunjuk dada
Malam itu kami langsung lembur hingga pagi dan membuat slide kami sangat kekiniaaaan. Kemudian, dengan bangga kami presentasikan hasil editing kami sampai suntuk. Dan jeng jeeeng, ini terlalu ramai mbak, beliau simply saying that. Kemampuan photoshop tingkat dewa rekan kami, luluh lantak begitu saja. Jegerrrr. Sejak hari itu, kami punya prinsip. Mari berselera seperti orang tua, kekinian bukanlah solusi yang tepat -,-
Well, time flies, perlahan presentasi kami mulai membaik membaik, lebih rapi, lebih lancar, dan meskipun tidak kekinian sudah cukup okelah. Bahkan beliau membocorkan bahwa kami salah satu yang beliau harapkan dapat mendapatkan medali presentasi di kelas kami.

Dan dalam pelatihan PIMNAS 27 hari ini, kami mendengar komentar komentar yang tidak kalah 'sakitnya tuh disini *nunjuk dada*' pada rekan rèkan kami. Kami yang sudah pernah mengalaminya tahun lalu lebih toleran dan lebih menerima apa yang reviewer ini sarankan dan katakan.

Kami sadar betul proses ini harus kami lewati. Proses ini adalah proses penempaan. Bkn dengan santai santai dan malas datang pelatihan. Karena medali emas tidak semurah itu untuk didapatkan..

Menuju juara umum untuk UGM 2014

Thursday, June 26, 2014

Menjaga berkahnya pernikahan

"Aaaa gimana rasanya?"
"Hayoo udah dua hari lagi lhooo.."
"Kamu gimana sama dia?"

Ketika mendengar berita pernikahan seseorang, maka sudah biasa kita dengar pertanyaan dan pernyataan macam yang saya sebutkan di atas. Belum lagi kita yang kepo sana kepo sini ketika mendengar berita itu. Sama siapa lah, kapan lah. Semua serba harus tahu. Padahal apa pentingnya sih? Yang penting adalah doa doa kita untuk kedua calon pengantin itu. Karena menikah sesungguhnya ya selayaknya sunnah, jangan terlalu berlebihan menanggapi. Dan menikah bukan soal bahagia saja, menikah tidak semudah dan sehura hura yang ada di pikiran kita.

Masalah kedua adalah menanyakan pada si empunya pernikahan ketika menjelang hari H. Tahukah kita, dia sedang berusaha mati matian menjaga hatinya. Menjaga imajinasinya agar jangan sampai terbayang calon pendampingnya, dan kita semua tahu itu. Bagaimana seharusnya menjaga hati, pikiran, sikap menjelang pernikahan. Bukankah seharusnya kita membantu rekan kita menjalankan sunnah ini dengan syar'i, berkah, dan dicintai Allah?

Evaluasi untuk kita, pendengar berita bahagia pernikahan seseorang yang mugkin belum proporsional dalam bersikap.

Terakhir, alangkah baiknya Jika menikah nanti, sebaiknya memberitakan pada rekan rekan ketika undangan sudah tercetak jelas. Dan jangan terlalu lama dengan hari H. Karena banyak hal yang harus kita jaga keberkahannya. Pun belum tentu pernikahan itu akan terjadi bahkan ketika kita sudah mengantarkan undangan pernikahan.

Nasihat untuk diri sendiri, agar lebih berhati hati dalam segala hal

Tuesday, May 6, 2014

Amanah akan datang pada orang yang tepat

Karena ketidaksiapan untuk selalu setia bersama dengan Al Qur'an, mungkin sebabnya Allah belum amanahkan seluruh Al Qur'an itu pada kita.
Karena masih lebih memilih ngobrol dibandingkan muroja'ah, mungkin sebabnya Allah belum mempercayakan 30 juz itu pada kita.
Semua Allah beri sesuai dengan kemampuan masing-masing mahluknya.
Dan Yasmin hari ini, adalah Yasmin yang belum siap untuk beramanah..

###

Teringat dengan hafalan-hafalan yang masih sedikit, yang mulai menghilang. Teringat dengan waktu yang habis sia-sia di motor, di jalanan, di ruang kuliah. Terkadang saya menuntut lebih kepada Allah, kenapa sulit sekali menambah hafalan, kenapa selalu sulit murojaah. Baru kemarin ditambah hari ini lupa. Jika mengintrospeksi diri, tentu saja. Saya yang belum siap untuk diamanahi Allah 30 juz itu. Masih banyak dosa di sana sini. Masih belum terbiasa bersama Al Quran sepanjang waktu..

Saya sadar, saya belum siap..
Semoga segera dikuatkan..

Saturday, April 26, 2014

Mengenal Allah juga prioritas kita hari ini

Pagi hari itu, abi mengajar tentang mengenal Allah. Seperti biasa di pagi hari, kadang Umi muncul di kelas. Di akhir kelas Umi akan menanyakan, mendapat pelajaran apa kami hari ini? Apa yang bisa kami tangkap? Bagaimana aplikasinya dalam kehidupan kita?

Kemudian umi meminta salah satu dari kami untuk menjawab. Beliau menjawab bagian akhir dari pembahasan kami di kelas.
'Kalau yang bagian awal tadi gimana, Mah?'
'Hmmm ga begitu mendengarkan umi'
'Kenapa 'ammah tidak begitu mendengarkan?' (Sembari tersenyum seperti biasanya)
'Ini Mi, disambi..'
'Kenapa disambi 'Ammah?' Umi masih mengejar dengan pertanyaan, khas umi yang memang pribadi yang detail.

'Ini mi, dikejar deadline..'

Saya masih ingat betul apa yang Umi katakan waktu itu,

'Apakah mengenal Allah tidak dikejar deadline Nak?'

Rasanya igin menangis mendengarnya. Betapa saya sering  mati matian mengejar dunia hingga melupakan mengenal Allah, Pencipta saya sendiri. Menunda sholat hanya karena tugas nanggung belum selesai. Berdoa kilat hanya karena harus segera rapat lembaga. Betapa jauhnya dari pribadi yang mengenal Allah. Dalam keadaan seperti ini saja, masih menunda nunda menuntut ilmu untuk mengenal Allah lebih jauh.. Semoga Allah mengampuni..

Thursday, April 24, 2014

Blog itu ibarat rumah. Bolehlah numpang cerita, atau hanya sekedar duduk-duduk menikmati semilir angin sembari melihat-lihat sekitar. Dengan rumput yang tidak terlalu tinggi di halaman.

Seperti itulah bayangan saya tentang blog. Saya seperti masuk ke dalam sebuah kotak ajaib, yang seperti itu. Iya seperti itu.

Friday, April 18, 2014

Menjadi orang yang kuat jiwanya
Berarti menjadi orang yang kuat dan lurus aqidahnya
Profesional adalah ahlaq
Dan ahlaq adalah bangunan nyata dari keimanan

Kembali mereposisi niat
Kamu sedang mengajak kepada Allah
Kamu sedang berusaha menegakkan agama Allah
Maka jangan ragu untuk bertindak
Karena kamu sedang mengajak pada kebaikan

Allah selalu ada,
Allah selalu dekat

Evaluasi diri, 7 April 2014

Tuesday, April 1, 2014

Mengajak kepada Allah. Apa yang membuatmu ragu?
Jalan dakwah ini adalah sebuah ladang amal bernilai eksponensial. Apa yang membuatmu ragu?
Bergerak
Bergeraklah
Luruskan niat
Semuanya hanya untuk satu tujuan, menegakkan agama Allah di muka bumi

Saturday, March 1, 2014

Menjadi  orang yang mengambil keputusan untuk orang banyak, harusnya sudah siap untuk mengahadapi cibiran, celaan, atau pun pujian atas apa yang diambil.

Menjadi  orang yang mengambil keputusan untuk orang banyak, harusnya sudah siap untuk mengahadapi cibiran, celaan, atau pun pujian atas apa yang diambil.

Monday, February 24, 2014

Pembicaraan akhir februari

Akhir akhir ini, entah kenapa, entah kenapa saya bahkan bertanya tanya. Rasanya semuaaaa orang sedikit sedikit membahas tentang pernikahan. Apa yang salah dengan 2014? -___- kenapa tidak di tahun 2013?
Sampai saya bosan. Karena pembicaraan pernikahan itu menjadi sekadar pembicaraan tanpa makna, atau hanya bercanda saja.
Bahkan kalau mendengar nasihat nasihat tentang pernikahan, membuat saya jadi ingin mengulur ulur waktu. Karena banyaaaak sekali ilmu yang harus disiapkan ><

Saya katakan bosan, karena begitu ringannya kadang kita membicarakan ibadah yang satu ini. Bukannya anti atau alergi membahas seperti itu. Justru kita tidak boleh alergi karena itu adalah keniscayaan. Maka persiapan tentu saja menjadi PR besar kita semua. Sunah nabi yang satu ini memang agak heboh, entah. Mungkin setelah sudah melaksanakan jadi biasa saja kali ya. Karena dasar manusia memang penasaran. SMA ingin cepat kuliah, setelah kuliah, ternyata biasa saja.

Pernikahan pun akan biasa saja, bagi orang orang yang sudah terbiasa melaksanakan sunah Rosul. Karena kebaikan bukanlah hal yang luar biasa, tapi kebaikan adalah kebiasaan yang sudah biasa.

Kata seorang 'ammah hari ini,

Menikah itu bukan tentang gaun yang engkau gunakan
Menikah itu bukan tentang make up yang melapisi wajahmu
Menikah itu tentang ilmu dan ibadah
Pemenuhan setengah dien seorang hambaNya

Tuesday, February 18, 2014

Dalam tiap doa Abi stelah kajian, Abi selalu berdoa, semoga nyawa kita diambil ketika kita berada di puncak keimanan. Mahalnya, sungguh betapa mahalnya nikmat iman

Saturday, February 8, 2014

Dari lantai tiga sebuah asrama,
Seorang anak mengingatkanku atas ketidakpedulianku akan hari lahir seseorang

Wednesday, February 5, 2014

Lagi. Kenapa rasa ini datang lagi. Rasa sangat jauh dari kalian, rasa sangat berbeda dengan kalian. Rasa bahwa kalian memandang saya pun demikian jauhnya.
Sudah setahun, harusnya saya semakin paham dengan kalian. Tapi, kalau masih seperti ini berarti aku yang gagal memahami, menyamai, mengerti maksud kalian. 18 orang yang saya anggap saudara sendiri.
Mungkin kaena iman kita yang sedang sakit, tentu imankulah yang compang camping. Aku yang imannya masih jauh dari kalian.

Dengan rasa sayang saya sebagai sodara,
Saya mohon maaf belum bisa menjadi saudara seperti yang kalian inginkan,
Maaf masih sering mengganggu kalian,
Maaf belum bisa menjadi teman, sahabat dalam kebaikan

Monday, February 3, 2014

Namanya Annissah Dini
Saya? Mungkin kita pernah bertemu, tapi kita belum berkenalan satu sama lain
Tapi kita seiman mbak, kita saudara
Dan rasa kehilangan itu terasa ada
Seorang kakak hari ini pulang ke akhirat, dalam hati saya

Tidak ada yang terlalu cepat, kak
Semua sudah berada pada waktu yang tepat
Pun kepulangan Mbak Dini hari lalu

Mbak, ramai sekali orang mendokan Mbak Dini
Jejaring sosial ramai membicarakan kebaikan mbak Dini
Semua kehilangan seorang kader tangguh seperti Mbak Dini

Sholat ghaib malam itu pun serasa seolah aku mengenalmu Mbak
Sedih, kehilangan, dan tangis
Saya yang belum membiasakan diri dengan berita kehilangan

Terima kasih mbak, telah mengingatkan saya
Bahwa saya juga akan sepertimu nantinya Mbak


Mungkin kita belum berkenalan di dunia, semoga kita berkenalan di surga kelak ya Mbak

Ya Allah ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dia, maafkanlahdia, baguskanlah tempat tinggalnya, luaskanlah kuburnya, mandikanlah ia denganair, salju dan embun, bersihkanlah ia dari dosa dan kesalahan sebagaimana kainputih dibersihkan dari kotoran. Jadikanlah rumah yang lebih baik dari rumahnya,pasangan yang lebih baik dari pasangannya, masukkanlah ia ke dalam sorga danlindungilah ia dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkanlah ia dalam kuburnyadan berilah ia cahaya di dalamnya.(HR. Muslim)

Sunday, February 2, 2014

Kawanku, lelahmu hari ini menghafal setiap ayatNya
Mengulang karena sedikit sedikit lupa
Harus terus diulang karena cepat hilang
Semoga akan menjadi cahaya terang dalam kuburmu
Semoga akan menjadi pemberi syafaat di akhiratmu

Allah Maha Melihat
Allah adalah Penilai terbaik

Semoga Allah tetap menjadi alasan lelah lelah kita

Selamat menjemput ridha Allah kawanku, angka 30 itu bukan yang kita cari, gelar hafidzah itu bukan tujuan akhir,
Yang ada hanyalah setiap bertambah 1 ayat hafalan kita semoga menambah keimanan kita pada Allah..

Seorang kakak pulang ke akhirat kemarin lalu
Hari ini, rumahnya sudah di liang lahat

Semoga akan semakin rindu pulang

Wednesday, January 29, 2014

Alhamdulillaah

Barangsiapa yang menghendaki kebaikan bagi dirinya,
Tentu dia mengambil jalan menuju Tuhannya

Tetapi kamu tidak mampu menempuh jalan itu,
Sungguh kita tidak akan mampu menempuh jalan kebaikan itu,

Kecuali apabila dikehendaki Allah

Kecuali apabila dikehendaki Allah

(Al Insan)

Sunday, January 26, 2014

The last nite

Malam terakhir di Jakarta Raya
Entah kapan menginjakkan kaki disini lagi
Walaupun belum bertemu yang seharusnya bertemu
Semoga sehat selalu
Dan kita bertemu lagi
Mungkin bukan di Jakarta
Mungkin juga di Jakarta
Ah biarlah
Semoga tetap bertemu di surga

Selamat malam Jakarta
Semoga lain kali masih berjodoh :)

Friday, January 24, 2014

Setelah 6 tahun tidak pulang ke 'rumah'
Akhirnya ku injakkan kakiku lagi di kota ini
Seperti biasa, jalanan jakarta masih macet
Dan lampu ibukota masih tidak pernah padam
Seperti aku yang selalu menanti kesempatan untuk ada di sini
Seperti hari ini
Seperti hari yang lalu

Thursday, January 23, 2014

Menikmati setiap detik
Menikmati setiap sisi
Menikmati setiap rasa
Menikmati setiap kenangan

Jakarta

Di sini kita biasa berhenti dulu, Mi :)

Perjalanan ini hampir sampai ke ujungnya

Perjalanan ini masih panjang. Masih sangat panjang. Peresmian kemunduranku mungkin akan diundur hingga perjalanan panjang ini berakhir

Tuesday, January 21, 2014

Dari sebuah jendela

Dari sebuah jendela ini,
aku biasa melihat langit,
atap,
burung,
tangki air,
pesawat,
daun daun,
rambutan,
sawah,
kilatan petir,
dan hujan.

***

'Ibu tahu kemana air hujan pergi?' Tanyaku setengah berbisik
Ibuku mengangguk,
'Ke laut, Nak.' (Rectoverso, Dee)

Friday, January 17, 2014

Jalan hidup tak kan pernah lurus
Pasti ada salah, lewati segalanya
Tapi Tuhan tak pernah berhenti
Membuka jendela maaf untuk kita

Jalan masih panjang
Usah berputus asa
Selagi nyawa tersimpan

(Edcoustic)

Seperti kata abi, Allah akan selalu dekat. Pun jika kita menjauh, Allah akan tetap dekat :)

Thursday, January 16, 2014

Cara kami mencari jawaban

Jika aku berpikir dengan logika
Maka aku akan menemukan jawabannya
Tapi jika aku berpikir sebagai wanita
Maka, jawabannya akan larut bersama pikiran kami yang minim logika

Tuesday, January 14, 2014

Sehari bersama kalian

Kalian adalah orang yang hati hati dalam mengambil keputusan. Hingga suatu hari saya berusaha meyakinkan kalian, dan kalian mengatakan 'ya'. Semoga itu adalah keputusan yang tidak pernah kalian sesali. Tunggulah, lain kali akan saya tanyakan lagi. Moga akan memberi jawaban 'ya' yg lebih banyak :)

Maka, jangan tolak tawaran saya kawan. Saya hanya ingin kita dekat, hanya ingin kita mengenal satu sama lain bukan hanya sekadar sebagai kepala bidang, tapi sebagai seorang teman. Seorang sahabat. Karena kita, sahabat dalam kebaikan :)

KaLAM FK UGM 1434 H

Sunday, January 12, 2014

Alhamdulillaah

Pernah suatu hari saya ngebet masuk sebuah asrama. Hanya berbekal harapan-harapan akan menjadi seperti ini, seperti itu setelah berada di sana dan setelah keluar dari sana. Dua kali Allah bolehkan saya mencoba. Dan dua duanya dengan hasil yang sama. Tempat saya bukan di situ. Kecewa, sempat. Namun harus bagaimana lagi, Allah tidak mengizinkan.
Kemudian pertengahan tahun lalu, ada sebuah asrama yang menjadi impian saya sejak tahun pertama (yang kemudian terlupakan karena hadirnya asrama X tadi). Saya mencoba mendaftar. Mengumpulkan segala macam berkas dari essay, hingga data IPK. Bismillah, saya masih berikhtiar mencari bi'ah shalihah. Dan wow, saat dauroh pendaftarnya buanyak sekali. Tapi saya jalani sebagai proses menuntut ilmu. Mengikuti alurnya sejak awal hingga akhirnya tahap wawancara.

Beberapa minggu kemudian, seorang teman memberi kabar bahwa saya diterima. Saya tidak percaya awalnya, lalu saya cek di web, iya ada nama saya. Alhamdulillaah. Akhirnya allah pilihkan satu tempat baru untuk saya. Dan disini saya sekarang, dengan 70 guru dan lingkungan yang subhanallah kece badai. Belajar dari hal hal kecil yang kerap dilupakan orang, bahkan saya baru tau 'oh, ternayata hal seperti ini pun dia atur'.
Dengan guru guru yang luar biasa, dengan kakak pemandu yang tidak pernah lelah menerima rengekan kami, yang bahkan bersedia menyimak hafalan kami di malam hari sembari terkantuk kantuk. Umi selalu berkata, 'pemandu itu ga dibayar dek. Tapi dari ilmu tahsinnya, uuuh pahalanya mengalir teruuus'. Sampai merinding saya membayangkannya. Subhanallah subhanallah..
Umi yang selalu mempersiapkan kami para putra putri ini untuk menjadi ibu peradaban sekaligus wanita yang mampu membawa keluarganya ke surga. Semua hal, mulai dari membersihkan najis, hingga berorasi di depan umum Umi ajarkan. Senaaaaang sekali rasanya disini.

Rasanya jika mengingat semua proses pencarian asrama saya selama ini, Allah memang maha Tahu. Bagi saya, dimana pun kita berada saat ini, entah itu di asrama x, di pondok pesantren, di kos, bahkan di rumah kita masing masing pun, adalah proses pembelajaran dari Allah. Allah mendidik kita dengan menempatkan kita di manapun yang Allah Mau. Dan ditempa dimanapun jika kita bisa mengambil hikmah, maka hasilnya akan sama. Muslim muslimah ahli surga, insyaAllah.

Koreksi besar saya adalah, Allah yang Maha Tahu. Jika kita menginginkan sesuatu dan Allah belum Beri, janganlah sok tahu bahwa itu yang terbaik untuk kita. Sekali lagi, Allah Maha Tahu. Banyak tabir yang belum Allah singkapkan dalam hidup kita. Dan batas ketidaktahuan kita tidaklah terbatas. Maka, apapun yang ada dalam hidup kita hari ini, itu dari Allah. Bersyukur dan tetap husnudzon pada Beliau. Inilah bentuk Cinta Allah untuk kita. Cinta Tuhan pada hambaNya.

Subhanallaah walhamdulillaah.

Jabal Rahmah, Rumah Cahaya

Saya selalu salut dengan beliau beliau pengguna sepeda. Saya bilang beliau-beliau ini adalah akhwat tangguh. Banyak temen saya di UIN dan beliau setiap hari naik sepeda. Kece badai kalau kata saya. Dengan tas ransel di belakang, beliau beliau berangkat jauh lebih pagi dari jam kuliahnya. Subhanallah saya cuma bisa bilang. Karena saya naik motor saja masih sering telat. 


'Besar pahalamu bergantung pada kadar lelahmu'

Ah, semoga motor saya juga membawa berkah dan pahala

Wednesday, January 8, 2014

Ya Tuhan yang memiliki segala kekuasaan
Engkau berikan kekuasaan kepada barang siapa yang Engkau kehendaki
dan Engkau cabut kekuasaan dari barang siapa yang Engkau kehendaki
dan Engkau muliakan barangsiapa yang Engkau kehendaki
Di tangan Engkaulah segala kebaikan
Sesungguhnya Engkau atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Kuasa





Sumber Gambar

Refleksi menjelang ujian

Mungkin bukan angka 90 yang akan kita dapatkan pada hasil ujian. Bisa jadi, dari amalan pra ujian ini kita mendapatkan pahala kesabaran, pahala ikhtiar yang bahkan bisa lebih berharga dari angka 90 di dunia.

Al umuuru bi maqosyidiha :)

Sunday, January 5, 2014

Aku sedang sibuk, jangan ganggu

Aku lebih memilih menutup mata
Aku lebih memilih berpura-pura tidak tahu
Lalu perlahan lahan aku akan menghilang
Menciptakan duniaku sendiri
Tanpa siapapun
Aku hidup sendiri, dalam sebuah kota sepi di duniaku
Iya, duniaku sendiri
Tenang saja
Duniaku ini hanya sementara waktu
Hingga nanti akan ada open recruitment, mungkin saat itulah akan diperbolehkan orang lain masuk
Duniaku adalah dunia eksklusif
Eksklusif hanya untukku
Tapi tenang saja
Sekali lagi, duniaku ini hanya sementara waktu
Akan kuceritakan padamu
Sebuah rahasia yang mungkin hanya kamu yang tahu
Duniaku ini masih belum mampu memenuhi kebutuhan manusia
Bolehlah jika kamu bandingkan ini dengan planet mars
Delapan puluh persen aku akan kalah sepertinya
Jadi sekarang, aku sedang mempersiapkan duniaku
Supaya manusia bisa tinggal di situ
Supaya oksigen disini cukup untuk memenuhi pernafasanmu
Atau jika tidak, kamu akan hipoxia lalu mati
Maka, jangan ganggu aku
Aku sedang menciptakan duniaku
Supaya manusia bisa hidup di situ
Tapi tenang saja
Duniaku ini hanya sementara waktu

Thursday, January 2, 2014

Yakinlah bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian. Ketika kita lemah, maka akan selalu ada, selalu ada, selalu ada Allah tempat untuk bergantung (Abi)

Perjalanan #1