Setahun lalu, tepatnya bulan agustus, sebuah berita yang mungkin tidak saya tunggu datang. Dari seorang teman, 'mbak yasmiin cieee ke lombok..'
Saya ingat sekali, hari itu pembuluh darah di ekstremitas saya mengkerut, menurunkan aliran darah yang mulanya lancar-lancar saja, dan akhirnya berujung pada tangan saya dingin. Dengan tambahan gemetar, saya membuka sebuah data pdf dari website direktorat pendidikan.
Saya, iya saya (kamu, iya kamu eh) masuk pimnas. Kami berlima, akan berangkat ke lombok. Yang awalnya kami cuma mengikuti monev eksternal dengan prinsip gek ndang, gek uwes (cepat dilakukan, cepat selesai). Kami melakukan yang terbaik tentu saja, tapi itu ya sebisa kami. Semampu kami dengan berbagai keterbatasan kami.
Judul pkm kami adalah Laktasuit: kostum laktasi untuk ibu aktif. Sebuah baju menyusui yang lalalalala *baca sendiri di google ya :p
Ya, itu the one and only pkm yang kami ajukan tahun lalu dan lolos PIMNAS 26 di Universitas Mataram.
Sejak pengumuman itu, UGM mulai mendrill kami mulai dari kemampuan bicara, kemampuan presentasi, kemampuan menjawab pertanyaan, kemampuan menawarkan produk, dan kemampuan ngeles :D
Hari pertama pelatihan, presentasi di cacah habis. Belum layak untuk pimnaslah, masih membaca lah, tidak meyakinkanlah. Walaupun di awal sudah diberitahu, bahwa beliau para dosen akan segalak mungkin melebihi reviewer DIKTI nanti, tetap saja sakitnya tuh disini *nunjuk dada
Malam itu kami langsung lembur hingga pagi dan membuat slide kami sangat kekiniaaaan. Kemudian, dengan bangga kami presentasikan hasil editing kami sampai suntuk. Dan jeng jeeeng, ini terlalu ramai mbak, beliau simply saying that. Kemampuan photoshop tingkat dewa rekan kami, luluh lantak begitu saja. Jegerrrr. Sejak hari itu, kami punya prinsip. Mari berselera seperti orang tua, kekinian bukanlah solusi yang tepat -,-
Well, time flies, perlahan presentasi kami mulai membaik membaik, lebih rapi, lebih lancar, dan meskipun tidak kekinian sudah cukup okelah. Bahkan beliau membocorkan bahwa kami salah satu yang beliau harapkan dapat mendapatkan medali presentasi di kelas kami.
Dan dalam pelatihan PIMNAS 27 hari ini, kami mendengar komentar komentar yang tidak kalah 'sakitnya tuh disini *nunjuk dada*' pada rekan rèkan kami. Kami yang sudah pernah mengalaminya tahun lalu lebih toleran dan lebih menerima apa yang reviewer ini sarankan dan katakan.
Kami sadar betul proses ini harus kami lewati. Proses ini adalah proses penempaan. Bkn dengan santai santai dan malas datang pelatihan. Karena medali emas tidak semurah itu untuk didapatkan..
Menuju juara umum untuk UGM 2014