Wednesday, February 27, 2013

Cahaya

Terlalu banyak cahaya di Jogja, langit jadi selalu gelap. Hukum cahaya yang alam buat sendiri. Jika di satu sisi cahaya terlalu terang, maka di sisi yang lain tidak ada pilihan lain selain menjadi gelap. Kecuali, dia mampu menciptakan cahaya dengan kekuatan yang sama atau lebih. Itu adalah hukum. Tidak akan ada dua orang menduduki peringkat yang sama kecuali dengan jumlah nilai yang sama.

Ketika SMA, guru fisika saya berpesan : 'Kalau sholat tahajud, lampunya dimatikan saja.'
Saya yang tidak menemukan alasan kenapa jadi bertanya-tanya. Beliau bilang : ketika kamu berada dalam ruang gelap, maka disanalah hati kamu akan menjadi cahaya. Beliau adalah orang yang logis dan penuh misteri. Sering beliau biarkan kami muridnya kelimpungan mencari jawaban dari filosofi-filosofi yang beliau nasihatkan untuk kami. Sampai hari ini, entah benar atau tidak, saya merasa menemukan alasannya. Ketika gelap, sholat cenderung akan lebih khusuk. Karena dalam gelap, hal-hal duniawi tidak terlihat. Terasa seakan memang di dalam ruang itu hanya ada saya dan Tuhan saja. Hanya saya dan Tuhan, 'berdialog' dengan hati saya yang menjadi cahayanya. Dan cahaya adalah pengarah jalannya.



Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi.
Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus,
yang di dalamnya ada pelita besar.

Pelita itu di dalam tabung kaca,
dan tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan,
yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi,
yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur
dan tidak pula di barat, 
yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, 
walaupun tidak disentuh api. 

Cahaya di atas cahaya, 
Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia Kehendaki, 
dan Allah Membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. 
Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu

(An-Nur : 35)


(gambar ada disini)

Sunday, February 17, 2013

ada pesan yang Allah selipkan

Hidup berjalan terus. Dari mulai saya awal pakai jilbab. Kelas dua SMP. Ketika sholat kadang-kadang doang, bahkan sambil main-main. Mulai rajin sholat dhuha waktu kelas III SMP, mungkin karena mau UAN deh. Tarbiyah Allah masih berlanjut hingga SMA. Mulai paham bagaimana berjilbab yang benar, mulai berkumpul dengan orang-orang sholeh hehe. Sedikit-sedikit mulai Allah pahamkan dan Allah kenalkan bagaimana cara hidup di jalan-Nya. Dengan ujian macem-macem, ini itu. Iya, setelah dapat ilmunya mas tidak diuji? Ketika dulu bilang : saya pingin jadi akhwat, kontroversial memang di kala itu. Dengan keababilan yang luar biasa, kami juga cari ribut disana sini.

Hingga hari ini, niat untuk menjadi lebih baik muncul. Lalu lagi-lagi Allah pahamkan, pelan-pelan. Kenapa saya harus berdakwah, kenapa saya harus hidup untuk menegakkan agama ini, kenapa saya tidak boleh kuliah dan hanya kuliah. Belum lama kok saya memahami itu. Kadang saya takut, ada statement sok baik, sok alim dan sok-sok yang lain. Lama-lama, mulai melawan juga. Kalau memang itu  sesuai perintah Allah, kenapa harus takut?

Lain tarbiyah Allah di tahun pertama, lain pula di tahun kedua. Pemikiran orang akan berbeda pada saat tahun pertama dibandingkan tahun kedua. Karena tadi, tarbiyah dari Allah selama ini yang mengubah kita pelan-pelan. Membawa pola pikir kita. Tahun pertama yang belajar bagaimana beramal di kampus,  tahun kedua mulai ada amanah dan adik. Adik yang harus dijaga dan dibangun. Adik yang  menjadi iron stock. Mengasahnya menjadi pedang terkuat dan mampu bertahan.


Seseorang berpesan, makanya jangan cepat mengeluh dan jangan menyia-nyiakan kesempatan. Karena di situlah, tarbiyah dari Allah untukmu.

Apa yang kamu lakukan jika ada kesempatan tapi kamu belum siap? Ambil!

http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQrr76oXtvYpvdOdKdrb6IooG7VqQoK51
pmRiHoYkyX8eFsFvvk


Tuesday, February 12, 2013

 Iman kami adalah iman yang bangkit.
Iman yang bergerak dan menggerakkan

Sunday, February 10, 2013

Amanah itu datang untuk menjaga bukan untuk membebani, sedangkan saudara itu datang untuk 

menguatkan bukan untuk menghalangi.

(Siti Nurlaila Indriani)


Entah kenapa, amanah itu malam ini terdengar menakutkan. Terasa berat, berat sekali. Mungkin sholat 

malam yang jarang-jarang. Mungkin tilawah yang mulai terreduksi. Iman yang masih compang-camping 

ini menciptakan berbagai kekhwatiran.  


Kembali bentengi diri Yasmin. Stay strong. Tetap bertahan dan bersiap siagalah. Untuk kesekian 

kalinya, Alloh ingin mentarbiyahmu dengan ini



***



Kekhawatiran tak menjadikan bahayanya membesar



Hanya dirimu yang mengerdil




Tenanglah, semata karena Allah bersamamu




Maka tugasmu hanya berikhtiar




Dan di sana pahala surga menantimu

Saturday, February 9, 2013

Untuk saya

Peraturan pertama

Mahasiswa itu merdeka. Tidak membawa dan atau diatur oleh kepentingan tertentu. Camkan itu baik baik di otakmu. Mahasiswa membela hak rakyat, karena mahasiswa memang milik rakyat. Bergeraklah merdeka, bukan karena penguasa, bukan pula demi egoismemu sendiri. Berpikirlah bebas Yasmin. Bahkan terkadang, biarkanlah ia liar.

Peraturan kedua

Mahasiswa itu konseptor hebat. Terlalu sibuk mengonsep dengan ide-ide wah tapi dengan eksekusi nol. Hentikan kebiasaan lama. Do what you say you will do. Bergeraklah, jangan cuma bicara. Hasil forum bukan cuma untuk forum. Ada umat yang harus dilayani.

Peraturan ketiga

Jadilah matahari, bukan lilin.

Tuesday, February 5, 2013

Dehidrasi

Dehidrasi? Pasti sering denger dong di iklan-iklan minuman isotonik, hampir selalu ada kata ini. Dehidrasi sendiri artinya adalah suatu kondisi klinis ketika tubuh kekurangan cairan dan air sejumlah seharusnya. Dalam satu hari, rekomendasi minum air putih memang bergantung dari berbagai faktor. Menurut Institute of medicine, laki-laki minimal 3 liter per hari, dan perempuan 2.2 liter per hari. Itu di luar negeri sih, dengan keadaan yang sedikit berbeda. Lalu bagaimana dengan minum 8 gelas per hari? Itu lebih populer ya, dan mudah diingat. Pakai aturan ini juga diperolehkan. Minum minimal 8 gelas per hari.

Dehidrasi, bahaya kah? Jelas bahaya. Di dalam tubuh itu ada cairan ekstraselular (di luar sel tubuh kita) dan intraselular (di dalam sel tubuh). Kalo nanti cairan di luar sel sedikit, cairan dari dalam sel tubuh kita bakal nyeberang keluar tuh. Jadilah sel tubuh kita bakal kehabisan cairan. Kalau sampai sel di otak yang mengalami itu, nah lo. Bisa kejang-kejang, atau bahkan kerusakan otak permanen. Ini parahnya sih hehe. Tapi sangat penting untuk diperhitungkan.

Salah satu cara paling mudah ngecek kita dehidrasi atau nggak sangat mudah. Ketika kita haus, ini salah satu tanda dehidrasi. Atau ketika kita pengen makan yang asin-asin. Kenapa yang asin-asin? Ngerasain gak sih, kalo habis makan yang asin-asin pengen minum? Yep! Hasilnya sama, kita jadi pengen minum. Maka, jangan abaikan rasa haus tuh (kecuali kalau puasa hehe). Itu salah satu signal dari tubuh kita, kalo kita butuh cairan.

Cara gampang kedua adalah lihat air urin. Kalo warnanya udah kuning, FIX harus minum. Itu udah dehidrasi juga. Apalagi kalo warnanya udah kayak air teh. 

Bahkan tanaman yang tidak disiramipun lama kelamaan akan layu :)


Saturday, February 2, 2013

Dakwah adalah cinta


Memang seperti itu dakwah

Dakwah adalah cinta
Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu
Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu
Berjalan, duduk, dan tidurmu
Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah
Tentang umat yg kau cintai

Lagi-lagi memang seperti itu dakwah
Menyedot saripati energimu
Sampai tulang belulangmu
Sampai daging terakhir yg menempel di tubuh rentamu
Tubuh yg luluh lantak diseret-seret
Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari

Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah.
Beliau memang akan tua juga
Tapi kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yg diturunkan Allah

Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz
Dia memimpin hanya sebentar
Tapi kaum muslimin sudah dibuat bingung
Tidak ada lagi orang miskin yg bisa diberi sedekah
Tubuh mulia itu terkoyak-koyak
Sulit membayangkan sekeras apa sang Khalifah bekerja
Tubuh yang segar bugar itu sampai rontok
Hanya dalam 2 tahun ia sakit parah kemudian meninggal
Toh memang itu yang diharapkannya;
mati sebagai jiwa yang tenang.

Dan di etalase akhirat kelak, mungkin tubuh Umar bin Khathab juga terlihat tercabik-cabik
Kepalanya sampai botak
Umar yang perkasa pun akhirnya membawa tongkat ke mana-mana
Kurang heroik?
Akhirnya diperjelas dengan salah satu luka paling legendaris sepanjang sejarah;
luka ditikamnya seorang Khalifah yang sholih,
yang sedang bermesra-mesraan dengan Tuhannya saat sholat

Dakwah bukannya tidak melelahkan
Bukannya tidak membosankan
Dakwah bukannya tidak menyakitkan
Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan

Tidak, Justru kelelahan
Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya
Setiap hari
Satu kisah heroik, akan segera mereka sambung lagi dengan amalan yang jauh lebih “tragis”

Justru karena rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu menemani…
justru karena rasa sakit itu selalu mengintai ke manapun mereka pergi…
akhirnya menjadi adaptasi
Kalau iman dan godaan rasa lelah selalu bertempur,
pada akhirnya salah satunya harus mengalah
Dan rasa lelah itu sendiri yang akhirnya lelah untuk mencekik iman
Lalu terus berkobar dalam dada

Begitu pula rasa sakit
Hingga luka tak kau rasa lagi sebagai luka.
Hingga “hasrat untuk mengeluh” tidak lagi terlalu menggoda dibandingkan jihad yang begitu cantik
Begitupun Umar
Saat Rasulullah wafat, ia histeris
Saat Abu Bakar wafat, ia tidak lagi mengamuk
Bukannya tidak cinta pada abu Bakar
Tapi saking seringnya “ditinggalkan” , hal itu sudah menjadi kewajaran
Dan menjadi semacam tonik bagi iman

Karena itu kamu tahu
Pejuang yg heboh ria memamer-mamerkan amalnya adalah anak kemarin sore
Yang takjub pada rasa sakit dan pengorbanannya juga begitu
Karena mereka jarang disakiti di jalan Allah
Karena tidak setiap saat mereka memproduksi karya-karya besar

Maka sekalinya hal itu mereka kerjakan,
sekalinya hal itu mereka rasakan,
mereka merasa menjadi orang besar
Dan mereka justru jadi lelucon dan target doa para mujahid sejati,
“ya Allah, berilah dia petunjuk, sungguh Engkau Maha Pengasih lagi maha Penyayang“

Maka satu lagi seorang pejuang tubuhnya luluh lantak
Jasadnya dikoyak beban dakwah
Tapi iman di hatinya memancarkan cinta
Mengajak kita untuk terus berlari


Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu

Kalau iman dan syetan terus bertempur. Pada akhirnya salah satunya harus mengalah.
(alm. Ust Rahmat Abdullah)


Perjalanan #1