Wednesday, September 22, 2021

Sangkal pu*ung lakn************t

Datanglah seorang anak usia 4 tahun. Dibopong oleh Ayahnya ke UGD.
Kaki kirinya bengkok, di pergelangan. Deformitas, curiga patah tulang.
Ternyata anak ini ditabrak pengemudi pajero. Mobilnya yang tinggi, membuat anak sekecil ini tidak terlihat.

Paniklah orang tua nya. Sementara si pengemudi dan mbak mbak entah siapa nya, menghasut bapak si anak untuk dibawa ke sangkal putung saja.

Allahu lelah sungguh aku harus berada di situasi ini lagi. Berkali kali ku edukasi bahwa ini untuk masa depan adek, dan semua risiko yang mungkin terjadi. Mereka tetap bersikukuh untuk ke sangkal putung. Even rontgent pun gak mau.

Selalu mau nangis tiap gagal edukasi orang tua anak yang fraktur dan mau dibawa ke sangkal putung aja. Anak yang belum bisa ambil keputusan, terpaksa harus nurut keputusan orang tuanya.

Padahal misal kakinya gak normal yang ngejalanin ya si anak sendiri, bukan orang yang ambil keputusan. Apa ndak merasa gelo orang tuanya kalau lihat kaki anaknya pincang/cacat. Padahal anaknya mungkin nanti pingin jadi tentara misalnya :(

Tapi kalau anak anak, udahlah dia ga tau apa apa, orang lain yang ambil keputusan buat hidupnya dia, terus dia yang ngejalanin.

Sungguh sedihnyaaaa, nyeseknya. Usia di atas 17 tahun dianggap capable untuk ambil keputusan. Tapi gimana ini orang dewasanya malah cara berpikirnya seperti itu. Sehat sehat ya Le, semoga Allah kasih mukjizat kakimu bisa membaik.

 Almost 30-ish and I don't know what to do. Am I lost or what? 

Perjalanan #1