Sunday, April 14, 2013

Skripsimu untuk siapa?

Namanya dr. Zainal Muttaqin, seorang ahli fisiologi di fakultas saya. Dosen paruh baya, yang sejak first impression beliau saat itu, langsung tercapture di pikiran saya. Kuliah dengan beliau itu seru, apalagi beliau bisa berbagai macam bahasa. Perancis, Inggris, Indonesia, Arab. Lengkaplah sudah. Jadilah kadang-kadang beliau ucapkan kata dengan multi bahasa. Sering ayat Al Qur'an mengalun di dalam kelas dari lisan beliau. Dengan halus, dr. Zainal kaitkan materi hari itu dengan beberapa ayat Al Qur'an. Semuanya mengalir freely. Ini yang namanya dakwah secara terang-terangan ya, hehe.

Tadi sedikit cerita tentang beliau. Inilah main themenya. Dengan berbagai pertimbangan, saya dan dua teman saya memilih beliau sebagai pembimbing skripsi kami. Sore itu, kami jadwalkan untuk menanyakan kesedian beliau.

Sejak awal kami memang hanya akan bertanya apakah ada penelitian dari dosen-dosen, begitu pun pada beliau. Namun jawaban beliau sangat menohok, mencelos sampai ke punggung. Belaiu bertanya, 'memangnya kalian passionnya dimana?' Kami yang memang berkeliling mencari dosen dari departemen mana pun jelas-jelas tidak berpassion terhadap bidang tertentu. Passion kami hanya ayo bikin skripsi lalu lulus S. Ked. Sebatas itu. Secara halus (benar-benar halus) kami 'dimarahi'. Kenapa kami tidak tentukan dulu passion kami, lalu ajukan judul pada beliau. Sebenarnya mengajukan judul baru boleh pada tahun ketiga. Tapi terlepas dari aturan ini, tersirat beliau menasihati kami kami agar jangan meminta-minta penelitian pada dosen. Ajukanlah dari kami sendiri.

Lagi beliau bertanya, memangnya niat kami apa mengerjakan skripsi? Mencelos lagi. Rasanya ingin keluar saja dari ruangan atau menghilang begitu saja. Dan nasihat-nasihat mengalir dari lisan beliau secara haluuuus. Bukan dengan marah-marah atau keras. Kalau boleh saya bahasakan, nasihat dari beliau adalah semuanya seharusnya untuk Allah. Mengerjakan apapun, skripsi, tugas, kuliah, semuanya untuk Allah. Pun tak lupa, beliau selipkan nasihat agar kami senantiasa berawal dari Al Qur'an, bukan mengawali semua darii jurnal. 'Kalau kalian sedang mengerjakan skripsi, pastikan di kanan kalian ada Al Qur'an yang siap menjadi rujukan'. MasyaAllah. Beliau selalu mengatakan itu kepada siapapun yag ingin dibimbing oleh beliau. Selama ini, penelitian beliau pun memang berputar antara hubungan antara Al Qur'an dan science. Saraf-saraf manusia dengan Al Qur'an yang memang terbukti berhubungan, sudah beliau teliti.

Sore itu, kembali harus mengembalikan niat. Alhamdulillah kami belum memulai, niat ini masih diluruskan. Dan saya sadar, saya belum minta izin sama Allah untuk memulai membuat skripsi. Seharusnya sebelum mencari dosen pembimbing skripsi, mengkode Allah dulu untuk jadi Pembimbing. Dan bimbingan awal saya hari ini dari Allah adalah luruskan niat sebelum memulai.

Coming soon! Yasmin Noor Afifah, S. Ked







2 comments:

  1. Waa... jazakillah khair dek Yasmin atas ceritanya ;)

    so inspiring..^^

    ReplyDelete
  2. alhamdulillah mbak ulfaa, bisa ketemu beliauu ^^

    ReplyDelete

Perjalanan #1