Hati bicara tanpa kata, menjawab tanpa suara, dan sering menyengat tanpa terlihat. Tapi ia terasa. Sebab, dari sanalah banyak tindakan dan perilaku kita mengambil kiblatnya. Dari sana amal-amal dan segala proses kehidupan kita menapakkan pijakannya berupa niat dan tekad. Maka Rasulullah menggambarkan, bahwa hati adalah raja. Jika ia berdenyut baik, maka baik pula seluruh raga yang berdetak dalam iramanya. Jika ia rusak, maka rusak pula semuanya.
Tak ada yang lebih jernih dari suara hati, ketika ia menegur kita tanpa suara. Teguran yang begitu halus, Tak ada yang lebih jujur dari hati nurani, saat ia menyadarkan kita tanpa kata-kata. Tak ada yang lebih tajam dari mata hati, ketika ia menghentak kita dari beragam kesalahan dan alpa. Begitu tipis, begitu mengiris.
(Salim A. Fillah)