Sunday, November 21, 2010

Fiksi 1

Serangkaian musik beat Maroon 5 berhentak-hentak di telingaku. Menemaniku menunggunya lagi, di tengah indahnya sore yang selalu indah di Baltimoreku tercinta ini. Ah, tidak terasa sudah lima tahun aku hidup disini. Di negeri orang. Rasanya sudah lama sekali tak mengecap indahnya negeriku sendiri, yang kata orang adalah jelmaan  pulau legendaris Atlantis yang hilang itu. Perlahan mataku mulai menerawang masa-masa lalu.

###

Klep. Tiba-tiba mataku kehilangan pandangan. Semua menjadi gelap. Kurasakan sebuah benda dingin menempel di mataku. Kulepaskan benda yang ternyata tangan itu secara perlahan. Kubalikkan badanku, dengan tawa mengembang. Aku tahu, siapa lagi kalau bukan dia. Sontak aku merengkuhnya, merasakan degup jantung masing-masing,  kami berpelukan dalam diam. Dalam pikiran kami masing-masing.

###

Aku membuka pelukan kami. Bersama dengan secangkir coklat yang sudah dingin, dia datang dengan karung berisi diktat kuliah. Ah, sahabatku yg satu ini memang ada ada saja. Akhirnya kami kembali bersama lagi disini. Bersama seorang sahabat yang sudah bertahun-tahun bersama. Bermimpi bersama untuk bisa meninggalkan negeri tercinta, untuk sebuah cita-cita. Kami menerawang jauh, larut dalam kontemplasi terpisah tubuh dan kepala.

Baltimore pun kembali bisu

No comments:

Post a Comment

Perjalanan #1